Asma pada Anak, Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Published by apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm on

Asma pada Anak, Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya
Dikurasi Oleh: apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm

Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan yang sudah tidak asing lagi. Asma sebenarnya bisa menyerang siapa saja. Hanya saja kasus asma pada anak, terdapat faktor penyebab hingga gejala yang berbeda.

Untuk lebih memahami tentang gejala, penyebab dan cara mengobati asma pada anak, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Definisi Asma pada Anak

Secara umum, asma adalah kondisi saat saluran udara menyempit dan membengkak sehingga menghasilkan lendir lebih banyak. Ini akan membuat penderitanya sulit bernapas, memicu batuk, dan mengi (munculnya suara seperti siulan saat menarik napas atau sesak napas).

Ketika seorang anak menderita asma, paru-paru dan saluran pernapasan menjadi mudah meradang karena faktor pemicu tertentu seperti menghirup serbuk sari, pilek atau mengalami infeksi pernapasan lainnya. Asma pada anak bisa menyebabkan berbagai gejala sehari-hari yang bisa mengganggu aktitivitas termasuk saat bermain, berolahraga, sekolah bahkan tidur.

Pada beberapa anak, asma yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan serangan asma yang membahayakan.

Penyebab dan Faktor Pemicu Asma pada Anak

Menurut Mayo Clinic, penyebab asma pada anak-anak masih belum sepenuhnya diketahui. Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya seperti:

  • Faktor bawaan lahir berupa kecenderungan untuk mengalami alergi
  • Memiliki orang tua penderita asma
  • Mengalami beberapa jenis infeksi saluran napas saat masih kecil/bayi
  • Paparan dari lingkungan termasuk polusi udara dan asap rokok.

Sensitivitas sistem kekebalan tubuh akan meningkat karena berbagai faktor di atas sehingga menyebabkan paru-paru dan saluran napas membengkak dan menghasilkan lendir karena pemicu tertentu. Reaksi kadang tidak langsung muncul sehingga dalam beberapa kasus penyebab asma pada anak sulit untuk diidentifikasi.

Pemicu serangan asma juga bervariasi. Beberapa di antaranya adalah:

  • Infeksi virus seperti flu biasa
  • Paparan polusi udara termasuk asap rokok
  • Alergi serbuk sari, jamur, debu, bulu hewan atau tungau
  • Aktivitas fisik seperti olahraga berat
  • Perubahan cuaca atau iklim.

Beberapa pasien juga bisa mengalami munculnya gejala asma tanpa ada pemicu yang jelas.

Gejala Asma yang Menyerang Anak

Anak yang menderita asma umumnya mengalami gejala berupa:

  • Sering batuk. Batuk juga akan cenderung memburuk ketika anak terserang infeksi virus seperti flu, olahraga atau saat udara dingin
  • Munculnya suara siulan atau mengi ketika anak menghembuskan napas
  • Sesak napas atau dada yang terasa sesak.

Penyakit ini juga bisa menyebabkan penderitanya sulit tidur dan mengalami kelelahan, serangan batuk dan mengi yang semakin parah terutama ketika sedang pilek, kesulitan bernapas sehingga tidak bisa beraktivitas berat termasuk melakukan olahraga atau bermain.

Baca juga : Kenali Penyebab dan Pencegahan Penyakit Asma Sejak Dini

Tips Mengatasi Asma pada Anak

Pengobatan asma pada anak bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dengan mengubah pola makan, konsumsi obat tradisional hingga obat-obatan dari dokter. Pengobatan dokter untuk asma biasanya termasuk jenis obat apa saja yang harus diminum, kapan obat harus dikonsumsi serta bagaimana cara konsumsinya.

Obat jangka panjang yang paling umum dipakai untuk penderita asma anak adalah kortikosteroid inhalasi. Ini adalah obat antiradang dengan bentuk bubuk dan semprotan yang diberikan untuk membantu melegakan pernapasan. Obat ini hanya bisa diberikan dengan resep dokter pada anak di bawah 5 tahun.

Selain dengan semprotan, kortikosteroid juga diberikan lewat nebulizer (dengan masker wajah) untuk pasien yang masih bayi. Penggunaan nebulizer untuk pemberian obat cenderung lebih cepat karena langsung menargetkan ke area paru-paru yang mengalami masalah.

Jika pengobatan dengan kortikosteroid tidak mampu mengontrol gejala yang ada, dokter mungkin akan memberikan obat leukotriene modifiers. Obat ini tersedia dalam sediaan tablet kunyah untuk pasien usia 2-6 tahun dan puyer untuk usia di bawah 1 tahun. Obat ini bekerja dengan cara melawan sel darah putih yang mengganggu aliran udara di paru-paru.

Selain dengan obat-obatan farmakologi, para ilmuwan juga melakukan riset terkait obat tradisional asma pada anak. Dilansir dari Healthline, sampai saat ini belum ada obat tradisional yang terbukti secara klinis bisa mengobati asma pada anak. Namun beberapa jenis tanaman herbal seperti kunyit, perpaduan ginseng dengan bawang putih serta black seed (Nigella sativa) dapat membantu meringankan gejala.

Perlu diingat bahwa obat tradisional bisa menyebabkan alergi, dan anak-anak mungkin memiliki reaksi berbeda. Obat herbal juga dapat berinteraksi dengan obat farmakologi yang mengakibatkan komplikasi atau ketidakefisienan pengobatan. Karena itu ada pastikan penggunaannya tetap dengan pengawasan dokter.

Makanan untuk Penderita Asma pada Anak

Selain dengan pengobatan farmakologi maupun non-farmakologi, kondisi asma bisa dikelola dengan gaya hidup termasuk pola makan yang sehat. Beberapa makanan yang dianjurkan untuk penderita asma antara lain adalah:

  • Sayur-sayuran. Tomat misalnya, mengandung likopen yang bisa mengurangi inflamasi pada paru sementara brokoli dan bayam kaya akan vitamin yang mendukung kesehatan paru-paru
  • Buah-buahan. Kiwi secara khusus mengandung vitamin C tinggi yang baik untuk penderita asma
  • Susu. Susu kaya akan magnesium dan kalsium yang bisa mengurangi inflamasi sekaligus memperbaiki aliran udara di dalam paru-paru. Pastikan anak tidak alergi terhadap susu sebelum memberikannya
  • Ikan. Omega-3 pada ikan mampu memperbaiki aliran darah dan menurunkan risiko ketergantungan pasien pada obat-obatan asma.

Beberapa penderita asma bisa saja alergi terhadap beberapa jenis makanan. Beberapa opsi makanan yang sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan asma kambuh antara lain adalah tepung, olahan susu, kacang dan kerang. Tapi perlu diingat bahwa setiap orang mungkin memiliki alergi yang berbeda.

Baca juga: Cara Mencegah Alergi Makanan atau Sensitivitas pada Anak

Cara Deteksi Dini Asma pada Anak

Untuk melakukan diagnosis pada asma, dokter akan merekomendasikan beberapa jenis tes antara lain:

  • Spirometri. Spirometer adalah alat yang digunakan untuk memeriksa fungsi paru-paru, terutama pada anak kecil termasuk bayi
  • Peak flow monitoring. Peak flow monitoring digunakan untuk mengukur jumlah udara yang bisa diembuskan oleh anak dari paru-parunya. Ini sangat penting untuk memeriksa tingkat keparahan asma
  • Rontgen dada. Tes ini dilakukan untuk melihat gambar jaringan pada organ yang tak terlihat termasuk paru-paru
  • Tes alergi. Tes alergi bisa menunjukkan apakah seorang anak memiliki alergi yang bisa membuat asmanya memburuk.

Tingkat Kesembuhan Asma pada Anak

Sayangnya, asma pada anak adalah penyakit seumur hidup yang tidak bisa disembuhkan. Gejala yang dialami oleh penderitanya bisa berlanjut sampai dewasa. Namun bagi para orang tua, pengendalian gejala dengan obat-obatan maupun perubahan gaya hidup sesuai dengan petunjuk dokter bisa membantu mengurangi gejala dan mencegah kerusakan paru-paru yang sedang tumbuh.

Itulah beberapa hal penting yang harus diketahui oleh para orang tua terkait asma pada anak. Pastikan Anda memberikan penanganan yang tepat agar anak bisa beraktivitas dengan gangguan gejala seminimal mungkin.