Serangan Jantung: Penyebab, Jenis, Gejala, dan Pengobatannya

Published by Maretta Putri on

serangan jantung
Dikurasi Oleh: apt. Maretta Putri Ardenari S.,Farm.

Serangan jantung dalam lingkup yang lebih luas memang termasuk kondisi kesehatan serius yang berisiko mengancam jiwa. Penyebabnya adalah penyumbatan pada pembuluh arteri yang mengakibatkan aliran darah ke jantung terganggu.

Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang bersifat vital. Fungsinya adalah memompa dan menyebarkan darah yang mengandung oksigen serta nutrisi ke seluruh bagian tubuh. Jika salah satu bagian jantung mengalami gangguan, maka secara otomatis fungsinya akan terganggu. Hal ini juga berakibat pada fungsi kerja organ lainnya karena semua organ tersebut saling berkaitan.

Penyakit ini bahkan telah menyerang dewasa muda yang berusia 30-an. Hal ini ditemukan di Indonesia, tepatnya di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Parahnya lagi di negara-negara maju lainnya, penyakit ini telah menyerang usia anak. Oleh karena itu, kesehatan jantung perlu dijaga dengan benar.

Tahun 2014, Kementerian Kesehatan RI menghimpun survei bertajuk Sample Registration System (SRS). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi setelah stroke.

Tingginya Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung

Berdasarkan Survei Sample Registration (SRS) tahun 2014 mengungkapkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) memiliki urutan kedua penyebab kematian terbesar setelah penyakit stroke yaitu sebesar 12,9%. Ini bukanlah persentase yang sedikit karena diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016, total kematian di Indonesia mencapai 1.863.000 jiwa. Sebanyak 73 persen di antaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular.Adapun penyakit tidak menular jantung koroner menjadi penyebab kematian nomor 1 sebanyak 35 persen.

Sedangkan menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%, dengan peringkat prevalensi tertinggi

  1. Provinsi Kalimantan Utara 2,2%,
  2. DIY 2%,
  3. Gorontalo 2%.

Selain ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional. Delapan provinsi tersebut adalah:

  1. Aceh (1,6%),
  2. Sumatera Barat (1,6%),
  3. DKI Jakarta (1,9%),
  4. Jawa Barat (1,6%),
  5. Jawa Tengah (1,6%),
  6. Kalimantan Timur (1,9%),
  7. Sulawesi Utara (1,8%) dan
  8. Sulawesi Tengah (1,9%).

Berdasarkan usia, Prevalensi penyakit jantung tertinggi didominasi oleh manula berusia 75 tahun ke atas yakni 4,7 persen. Namun bukan berarti usia muda bebas dari ancaman penyakit jantung.

Apa Penyebab Serangan Jantung?

Serangan jantung disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat terutama konsumsi makanan yang mengandung lemak berlebihan. Data dari Survei Konsumsi Makanan Indonesia (SKMI) tahun 2014 mengungkapkan bahwa kebanyakan penduduk Indonesia mengonsumsi lemak sebanyak 26,5% atau lebih dari 67 gram perharinya. Selain itu konsumsi natrium sebanyak 52,7% atau lebih dari 2000 mg, dan konsumsi gula sebanyak 4,8% atau lebih dari 50 gram. Sedangkan konsumsi lemak, natrium, atau gula yang berlebihan menjadi faktor risiko timbulnya hipertensi, diabetes, dan obesitas. Ketiga faktor inilah yang menjadi pencetus timbulnya penyakit jantung koroner (PJK).

Bagaimana Bisa Terjadi Serangan Jantung?

Pada kondisi normal, pembuluh arteri akan mengangkut darah menuju jantung agar organ ini bisa berfungsi dengan baik. Nah, serangan jantung (myocardial infarction) terjadi ketika arteri mengalami penyumbatan parah serupa tumpukan plak yang diakibatkan oleh lemak, kolesterol, atau zat lain yang masuk ke tubuh.

Pasokan darah yang kurang maksimal inilah yang akan menyebabkan kerusakan pada otot-otot jantung. Makin parah penyumbatan yang terjadi, makin besar risiko seseorang terkena penyakit serangan jantung.

Faktor Risiko Pemicu Serangan Jantung

P2PTM Kemenkes RI menyebutkan ada beberapa faktor yang memicu seseorang bisa terkena serangan jantung, yaitu:

1. Faktor Usia

Diketahui bahwa makin bertambah umur, makin besar risiko seseorang terkena serangan jantung. Penyakit ini rentan dialami pria di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun atau yang sudah menopause dini.

2. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga menjadi pemicu terjadinya serangan jantung. Pasien hipertensi biasanya menderita luka di bagian dinding arteri sehingga kolesterol LDL dapat masuk secara bebas dan menyebabkan plak.

3. Diabetes

Diabetes mellitus (DM) berpotensi menyebabkan penebalan pada dinding arteri. Hal ini berakibat pada tersumbatnya pasokan darah menuju jantung dan menyebabkan penyakit serangan jantung.

4. Stres

Ketika pikiran sedang stres, otak akan memerintahkan tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon kortisol yang menyebabkan kakunya pembuluh darah, dan hormon norepinephrine pemicu hipertensi. Akibatnya, aliran darah ke jantung pun terganggu.

5. Genetik

Faktor genetik atau keturunan juga berperan besar dalam peningkatan risiko penyakit jantung. Jika Anda memiliki keluarga dengan riwayat sakit jantung, makin besar peluang Anda mengalami kondisi yang sama.

Jenis-Jenis Serangan Jantung

Serangan jantung dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan gejala yang ditimbulkan, yaitu:

1. STEMI

STEMI atau ST Segment Elevation Myocardial Infarction tergolong jenis serangan jantung parah yang disebabkan oleh tersumbatnya seluruh pembuluh arteri sehingga tidak ada pasokan darah yang masuk sama sekali ke jantung.

Kondisi ini membutuhkan penanganan segera untuk menghindari terjadinya kerusakan pada otot jantung yang berujung kematian. Gejala umum yang dirasakan pasien adalah sesak napas dan nyeri di bagian dada. Selain itu, STEMI juga bisa ditandai dengan keluhan seperti keringat dingin dan perasaan gelisah.

2. NSTEMI

Kebalikan dari STEMI, Non-ST Segment Elevation Myocardial Infarction atau NSTEMI merupakan jenis serangan jantung yang diakibatkan oleh tersumbatnya sebagian dinding arteri sehingga aliran darah yang masuk ke jantung sangat terbatas.

Selain sesak napas dan keringat berlebih, biasanya penderita akan mengalami gejala lain seperti mual dan pusing, serta nyeri di area dada, punggung, perut, sampai leher.

3. CAS

Coronary Artery Spasm merupakan serangan yang terjadi ketika salah satu pembuluh arteri mengalami kejang sehingga pasokan darah ke jantung berkurang banyak. Berbeda dengan STEMI dan NSTEMI, CAS tidak disebabkan oleh penyumbatan arteri.

CAS juga sering kali disebut sebagai angin duduk. Gejalanya berupa rasa nyeri pada bagian dada dengan interval setiap 5-30 menit sekali.

Gejala Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Ciri khas penyakit ini adalah nyeri dada. Bagi sebagian orang, nyeri dada yang dialami hanya dianggap masuk angin biasa. Jika anda mengalami nyeri dada yang terus-terusan dan menjalan hingga ke lengan atau punggung kiri, maka berhati-hatilah bahwa hal itu termasuk gejala penyakit jantung. Terkadang gejala disertai dengan sesak napas, mual, keringat dingin, serta dada berdebar-debar.

Pengobatan dan Pencegahannya

Cara mengobati sakit jantung pada dasarnya membutuhkan penanganan segera. Jenis pengobatan yang dijalani berbeda tergantung gejala. Sampai diketahui jenis serangan jantung yang diderita pasien, biasanya dokter akan memberikan terapi seperti:

  • Pemberian aspirin untuk mencegah pembekuan darah
  • Terapi oksigen
  • Nitroglycerin untuk memperlancar aliran darah
  • Tindakan khusus untuk mengurangi rasa nyeri di dada

Mengatur pola hidup adalah kunci terhindar dari penyakit serangan jantung dan turunannya. Selain memperbanyak makan makanan bergizi dan olahraga agar tetap sehat. Kini Kementrian Kesehatan melakukan upaya untuk menekan angka penyakit jantung yang semakin meningkat setiap tahunnya. Salah satu solusi yang dicanangkan adalah solusi CERDIK, berikut cara mengobati sakit jantung yang diupayakan oleh Kementrian Kesehatan:

1. Cek Kesehatan Secara Berkala

Masyarakt juga disarankan untuk kontrol secara rutin berupa pengukuran tekanan darah serta pemeriksaan kolesterol secara rutin setiap bulan jika rajin atau minimal satu kali dalam setahun di Fasilitas Pelayan Kesehatan Tingkat Pertama seperti puskesmas atau Pobindu PTM.

2. Enyahkan Asap Rokok

Diperkirakan perokok aktif memiliki risiko 4 kali lipat terkena penyakit ini dibanding tidak merokok. Berdasarkan studi dari Institur Kanker Nasional mengungkapkan bahwa orang yang merokok 6 kali lebih rentan terkena penyakit jantung.

Bagaimana rokok bisa menyebabkan penyakit ini? Kandungan dalam rokok dapat membuat kerusakan pada lapisan arteri. Hal ini membuat dinding arteri menebal dan terjadi penumpukan lemak dan plak yang dapat menghambat aliran darah pada pembuluh darah arteri. Proses ini sering disebut sebagai arterosklerosis. Ketika arteri mengalami penyumbatan, pasokan darah yang mengalir ke jantung yang mengandung kaya akan oksigen pun menjadi terhambat. Akibatnya fungsi jantung akan terganggu hingga akhirnya menimbulkan penyakit jantung koroner (PJK).

3. Rajin beraktifitas fisik

Melakukan kegiatan fisik seperti olahraga secara teratur sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung. Aktifitas fisik tersebut tentulah bukan olahraga berat yang dilarang untuk penderita jantung atau olahraga yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras seperti biasanya. Disarankan untuk melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit per harinya.

4. Diet yang Sehat dan Seimbang

Disarankan untuk melakukan diet yang sehat dan seimbang dengan konsumsi makanan bergizi. Anda dapat memulainya dengan mengonsumsi 2-3 mangkuk sayuran per harinya atau 5 jenis buah-buahan setiap harinya. Selain itu, batasi konsumsi gula kurang dari 1 sdt per hari dan membatasi konsumsi lemak menjadi 4 sdm setiap harinya.

5. Istirahat Yang Cukup

Salah satu penyebab timbulnya penyakit ini adalah kebiasaan tidur yang buruk. Berdasarkan sebuah penelitian mengungkapkan jika seseorang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malamnya, maka tingkat protein inflamasi yang berada dalam darah akan lebih tinggi dibandingkan seseorang yang memiliki kualitas tidur yang baik. Kebiasaan tidur yang buruk ini membuat terbentuknya protein C-reaktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya penyakit jantung. Oleh karena itu, istirahat yang cukup sangat diperlukan untuk kesehatan anda. Berikan waktu tidur untuk tubuh anda 7-8 jam sehari sehingga risiko timbulnya penyakit ini dapat menurun.

Namun, perlu anda perhatikan jika kelebihan tidurpun tidaklah baik untuk tubuh. Hal ini disebabkan tubuh akan memicu masalah metabolisme yaitu intoleransi glukosa yang menyebabkan timbulnya hiperglikemia. Timbulnya hiperglikemia (gula yang berlebihan dalam tubuh) akibat tubuh tidak merespon glukosa dengan normal dan tidka mengubahnya dalam bentuk energi. Hal ini membuat gula menumpuk dalam tubuh. Hal ini berisiko timbulnya diabetes dan penyakit jantung.

6. Kelola Stres

Jika anda mengalami stres, maka risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) akan meningkat. Ketika tekanan darah tinggi, aliran darah akan menjadi terhambat sehingga menimbulkan gangguan kerja pada jantung. Jika dibiarkan begitu saja dapat menimbulkan penyakit jantung. Oleh karena itu, jangan biarkan stres yang anda alami berlarut-larut. Kelolalah stres dengan baik untuk menjaga kesehatan Anda.

Ulasan tentang Penyakit Jantung sudah dibahas di dalam artikel ini. Yuk sama-sama untuk menjaga jantung kita agar tetap sehat, karena Jantung kita adalah Hidup Kita.
Informasikan artikel ini ke teman, saudara, keluarga dan orang-orang yang Anda kenal agar artikel ini bisa bermanfaat.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *