Hari Peringatan HIV/AIDS pada Wanita dan Anak Perempuan

Published by konten on

Dikurasi Oleh : Maretta Putri A., S.Farm., Apt.

Tentunya Anda sudah sering mendengar tentang HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat merusak sistem imunitas manusia dengan menyerang sel darah putih. Sementara itu, AIDS adalah tahap selanjutnya dari infeksi HIV. Penyakit ini sangat berbahaya dan bisa menjangkit siapa saja. Namun, ternyata kaum perempuan lebih rentan terjangkit virus HIV daripada kaum laki-laki.

Bagaimana gejala dan cara penanganannya? Mari simak seluk-beluk dari HIV AIDS yang menyerang wanita dan anak perempuan di bawah ini.

Apa Saja Gejalanya?

HIV AIDS yang menyerang wanita dan anak perempuan tidak selalu memiliki gejala yang sama. Hal ini tergantung pada tahapan infeksi dan kondisi tubuhnya. Gejala tahap awal dari HIV umumnya muncul 1―2 bulan sesudah terinfeksi. Namun, ada pula yang mengalami tanda-tanda lebih cepat, yakni 2 minggu kemudian.

Pada tahapan ini, perempuan belum menyadari tentang infeksi karena gejalanya mirip dengan flu biasa. Masa window period atau tahap awal infeksi HIV ini agak sulit dideteksi. Perempuan yang melakukan tes HIV pada masa tersebut biasanya mendapatkan hasil negatif. Meskipun memperoleh hasil tes tersebut, virus sebenarnya sudah menyatu dalam darah dan dapat menular ke orang lain.

Ketika sudah masuk ke tahap lanjutan, gejala HIV baru terasa. Tahapan ini dimulai saat 8―10 tahun sesudah virus HIV menjangkiti tubuh. Beberapa gejala HIV pada wanita yang tidak boleh Anda abaikan, yakni infeksi vagina berulang, nyeri di perut bagian bawah atau panggul, sering sakit, sering terkena infeksi, serta gangguan menstruasi.

Infeksi pada vagina sendiri menimbulkan beberapa gejala, seperti keputihan, gatal dan ruam di vagina, rasa perih, dan rasa nyeri saat berhubungan seks atau buang air kecil. Walaupun infeksi vagina dapat dialami semua wanita, penyakit ini sulit diobati pada perempuan pengidap HIV. Sistem kekebalan tubuh yang melemah membuat infeksi ini sering kambuh.

Berikutnya, nyeri yang timbul pada bagian panggul atau bawah perut bisa diakibatkan oleh infeksi di indung telur, oviduk, dan rahim. Sama seperti infeksi jamur pada vagina, radang panggul yang dialami oleh perempuan penderita HIV umumnya lebih sering kambuh dan sukar untuk diobati.

Tambahan lagi, menurut beberapa penelitian, wanita pengidap HIV biasanya sering mengalami gangguan menstruasi. Terlebih, saat infeksi HIV telah masuk ke tahap lanjutan. Gangguan ini dapat berupa siklus haid tak teratur, munculnya PMS yang lebih parah dari sebelumnya, atau perubahan jumlah darah haid secara signifikan. Selain itu, infeksi HIV juga dapat menyebabkan diare kronis, sakit tenggorokan, sesak napas, demam, maupun sariawan di lidah, mulut, dan vagina.

Sekilas tentang Hari HIV/AIDS Wanita dan Anak Perempuan

Berbeda dengan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, Hari HIV/AIDS Wanita dan Anak Perempuan jatuh pada tanggal 10 Maret. Peringatan ini disponsori oleh Office on Women’s Health dari Department of Health and Human Services. Setiap tahunnya akan ada kampanye Let’s Stop HIV Together untuk menghentikan stigma tentang HIV dan melindungi kaum perempuan. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 250.000 wanita usia produktif yang mengidap HIV.

Sekian penjelasan seputar seluk-beluk HIV AIDS yang menyerang wanita dan anak perempuan. Inilah sebabnya menjalani pemeriksaan kesehatan ke dokter sangatlah penting. Deteksi HIV sejak dini supaya Anda bisa mendapatkan pengobatan lebih awal. Dengan begitu, risiko terpapar AIDS atau komplikasi berbahaya lainnya bisa diminimalisasi. Semoga artikel kali ini bermanfaat untuk Anda.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *