Sadari Risiko Hamil Anggur (Mola Hidatidosa), Gejala hingga Cara Mengatasinya

Published by Dewi Dwiputri on

Sadari Risiko Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)

Hamil Anggur (mola hidatidosa)

http://hayatouki.com/

Anda mengalami pendarahan di trimester pertama kehamilan? Hati-hati, bisa jadi salah satu ciri hamil anggur. Kenali gejala, faktor risiko, hingga cara mengatasinya!

Kehamilan bukanlah suatu penyakit, sehingga tidak perlu membuat Anda resah. Perasaan bahagia dan ketenangan ibu hamil, mutlak diperlukan agar janin dapat berkembang secara optimal. Hanya saja, karena berbagai faktor risiko, ada kalanya kehamilan abnormal bisa terjadi. Salah satunya, kehamilan molar, atau yang sering disebut hamil anggur.

Apa itu Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)?

Ketika sel telur telah dibuahi oleh sperma, namun tidak berkembang secara normal atau mengalami kelainan, maka kehamilan tidak akan berhasil membentuk bayi. Kondisi abnormal ini dapat menjadi hamil anggur, apabila sel-sel telur dan plasenta yang tidak berkembang, malah membentuk kumpulan kista (gelembung berisi cairan) yang berbentuk seperti anggur putih.

Meski jarang terjadi, Anda harus hati-hati. Jika tidak segera ditangani, hamil anggur bisa menimbulkan komplikasi, seperti penyakit trofoblas gestasional yang harus disembuhkan dengan operasi atau kemoterapi.

Apa saja Penyebab dan Faktor Risiko Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)?

Hamil anggur diakibatkan oleh ketidakseimbangan genetika atau kromosom di awal kehamilan. Berdasarkan penyebabnya, hamil anggur terbagi dua:

  • Hamil anggur parsial, terjadi karena sel telur normal dibuahi oleh dua sperma dalam waktu yang bersamaan. Dalam kondisi ini, plasenta menjadi mola dan jaringan fetus yang berkembang akan mengalami kelainan atau cacat yang cukup serius.

  • Hamil anggur lengkap, terjadi jika sel telur yang dibuahi oleh sperma, tidak memiliki informasi genetika. Dengan begitu, sel-sel telur tidak akan menjadi fetus, melainkan jaringan mola yang berkembang memenuhi rahim.

Sementara itu, ada beberapa kondisi yang ditengarai sebagai faktor risiko hamil anggur, antara lain:

  • Usia ibu saat mengandung. Pada usia dini/remaja atau lebih dari 40 tahun ke atas, perempuan memiliki risiko tinggi untuk mengalami hamil anggur lengkap. Namun, faktor risiko ini tidak memberi pengaruh pada hamil anggur parsial.

  • Pernah mengalami keguguran.

  • Riwayat hamil anggur. Bagi yang pernah mengalami hamil anggur, pada kehamilan selanjutnya akan memiliki risiko 1-2%, atau 6-12 kali lipat lebih berisiko dibandingkan dengan yang belum pernah mengalami hamil anggur.

  • Etnis. Hamil anggur sering terjadi di wilayah Asia, seperti Taiwan, Jepang, dan Filipina. Namun, seiring waktu, kasus hamil anggur juga dialami oleh etnis yang lebih beragam.

Bagaimana Cara Mengetahui Terjadinya Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)?

Anda bisa menyadari kondisi hamil anggur melalui gejala yang timbul dan/atau pemeriksaan oleh tenaga medis profesional. Beberapa gejala yang patut Anda waspadai, antara lain:

  • Terjadi pendarahan, terutama pada trimester pertama.

  • Keluar kista dari vagina, dengan bentuk menyerupai anggur.

  • Mual dan muntah yang berlebihan.

  • Rasa nyeri pada tulang panggul.

Apabila Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segera periksakan diri ke dokter kandungan. Melalui pemeriksaan yang lebih komprehensif, biasanya akan diketahui gejala lain, seperti:

  • Rahim terlihat lebih besar dari usia kandungan.

  • Kista ovarium.

  • Kista plasenta tebal, pada hamil anggur lengkap.

  • Cairan ketuban sangat sedikit atau tidak ada.

  • Tidak ada janin/embrio (hamil anggur lengkap), atau pertumbuhan janin terbatas (hamil anggur parsial).

  • Anemia.

  • Kondisi hipertiroid.

  • Preeklamsia (tekanan darah tinggi dan protein pada urine, di kehamilan yang lebih dari 20 minggu).

Apa yang Harus Dilakukan untuk Menangani Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)?

hamil anggur (mola hidatidosa)

https://www.bodiesinactionnyc.com

Untuk mencegah terjadinya komplikasi, hamil anggur harus segera ditangani. Tindakan medis yang disarankan, biasanya berupa operasi pengangkatan kista atau jaringan abnormal, melalui kuret. Namun, bisa pula dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi) jika penderita tidak ingin hamil lagi.

Setelah prosedur tersebut berhasil, maka dilanjutkan dengan pemantauan kadar hormon HCG setiap 2 minggu selama 1 tahun. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada jaringan abnormal yang masih tumbuh. Apabila ditemukan indikasi penyakit trofoblas, maka harus ditangani melalui kemoterapi.

Kendati gangguan kehamilan seperti hamil anggur bisa berbahaya, namun Anda tidak perlu was-was atau khawatir. Ibu hamil sebaiknya selalu optimis dan terus menjaga kesehatan diri dan janin. Konsumsi makanan sehat, olahraga yang tepat, dan suplemen tambahan seperti Folamil Genio, Promavit dan Inlacta DHA yang dapat dengan mudah Anda dapatkan secara online di Apotek Online K24Klik Periksakan kondisi kehamilan secara rutin ke dokter kandungan, dan pastikan Anda selalu bahagia demi perkembangan buah hati tercinta.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *