Poliuria dan Nokturia, Serupa Tapi Tak Sama

Published by K24Klik on

BAK

Sobat sehat pernah bertemu dengan seseorang dengan frekuensi buang air kecil yang lebih sering dibandingkan orang kebanyakan? Bisa saja orang tersebut mengalami poliuria, namun bisa juga menderita nokturia.

Apa itu Poliuria?
Poliuria merupakan suatu kondisi medis ketika seseorang merasakan dorongan untuk buang air kecil secara terus menerus dalam jarak waktu yang singkat. Biasanya orang tersebut dapat buang air kecil lebih dari 20 kali sehari.

Penyebab terjadinya poliuria, antara lain :

1. Kadar gula yang berlebih dalam darah
Jika kadar gula darah dalam tubuh tinggi, maka glukosa yang tidak dimetabolisme akan ikut terbuang melalui urine. Kelebihan glukosa tersebut akan membuat urine menjadi lebih kental dan membutuhkan air untuk mengencerkan, yang diambil dari dalam tubuh. Akibat proses tersebut, tubuh akan mengalami dehidrasi dan membutuhkan banyak minum. Banyaknya cairan yang masuk ke dalam tubuh itulah yang menyebabkan buang air kecil menjadi lebih sering terjadi.

2. Meningkatnya osmolalitas
Penderita diabetes dengan osmolalitas tinggi akan menyebabkan peningkatan beban kerja ginjal. Kondisi inilah yang menjadi alasan pasien diabetes tidak bisa mengontrol keinginan buang air kecil mereka.

Berdasarkan penyebabnya, bisa dipastikan bahwa poliuria ini pasti dialami oleh seorang penderita diabetes.

Berbeda dengan poliuria, gangguan buang air kecil nokturia bisa dialami oleh siapa saja, termasuk penderita diabetes. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut.

Apa itu Nokturia?

Nokturia merupakan suatu kondisi produksi urine yang berlebihan di malam hari sehingga menimbulkan keinginan buang air kecil secara terus-menerus, namun jumlah urine yang dikeluarkan sedikit.

Penyebab terjadinya nokturia, antara lain :

1. Sleep apnea
Ketika seorang penderita sleep apnea mengalami gangguan pernapasan, secara otomatis tubuh akan berusaha tetap bernapas dengan cara melawan saluran pernapasan yang tertutup sehingga menyebabkan otot jantung meregang dan menghasilkan hormon atria natriuretice peptide. Kondisi inilah yang menyebabkan peningkatah produksi urine.

2. Gagal jantung kongestif atau lemah jantung
Ketidakmampuan memompa jantung secara normal akan menybabkan penumpukan cairan di kaki pada siang hari. Ketika malam hari, penumpukan cairan tersebut akan memasuki aliran darah sehingga menyebabkan produksi urin meningkat.

3. Diabetes
Pada malam hari, terjadi peningkatan glukosa pada ginjal, sehingga menarik banyak cairan ke dalam urin. Hal ini dapat meningkatkan pembentukan urin dan menyebabkan munculnya gangguan buang air kecil pada malam hari.

4. Bertambahnya usia
Pertambahan usia dikaitkan dengan berkurangnya kapasitas kandung kemih. Hormon antidiuretik yang diproduksi juga mulai berkurang, padahal hormon ini yang dapat menahan cairan tubuh. Otot kandung kemih pun menjadi lemah, sehingga urin menjadi sulit untuk ditahan di kandung kemih dan meningkatkan keinginan buang air kecil

5. Obat-obatan
Penggunaan obat seperti hydrochlorothiazide atau furosemide (contoh : lasix) juga dapat menjadi menyebab nokturia. Terkadang orang tidak menyadari bahwa meminum obat tekanan darah ini dapat meningkatkan pembentukan urin. Jika memang perlu mengonsumsi obat ini, sebaiknya dilakukan pada pagi hari.

6. Gangguan saraf
Parkinson, yang merupakan gangguan neurodegenerative, dan multiple sclerosis, yang merupakan penyakit autoimun, dapat menyebabkan disfungsi kandung kemih yang parah dan buang air kecil pada malam hari.

7. Infeksi saluran kencing yang kronis dan berulang
Gejala dari infeksi saluran kencing adalah demam, sensasi panas ketika buang air kecil, dan frekuensi buang air kecil yang terus-menerus. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang berkembang di saluran kencing.

Kehamilan
Nokturia juga dapat terjadi karena kehamilan. Penyebabnya adalah karena rahim yang menekan kandung kemih. Keluhan ini dapat ditemui di awal masa kehamilan. Tetapi semakin bertambahnya usia kehamilan, semakin berkurang intensitas buang air kecil pada tengah malam hari.

9. Mengonsumsi alkohol dan kafein
Alkohol dan minuman berkafein biasanya merupakan diuretik. Mengkonsumsi keduanya dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan buang air kecil di malam hari. Sebaiknya hindari minum alkohol atau minuman berkafein menjelang malam, agar tidur menjadi nyenyak.

 

Bagaimana mendiagnosis nokturia?

Diagnosa nokturia dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

  • Tes gula darah (untuk penderita diabetes)
  • Tes urea darah
  • Kondisi urin
  • Tes kekurangan cairan

dokter

Bagaimana cara mengatasi nokturia?

Dalam mengobati nokturia, yang pertama dilakukan adalah menemukan penyebabnya terlebih dahulu. Setelah diketahui penyebabnya, barulah bisa diberikan terapi pengobatan oleh dokter yang sesuai dengan penyebab keluhan nokturia.

Bagaimana cara mencegah nokturia?

Untuk mencegah terjadinya nokturia, berikut langkah-langkah yang dapat sobat sehat lakukan:

1. Kurangi minum banyak air ketika menjelang tidur malam.
2. Sebaiknya tidak minum alkohol, minuman berkafein, cokla, serta tidak mengkonsumsi makanan pedas dan yang mengandung pemanis buatan sebelum tidur.
3. Lakukan senam kegel untuk menguatkan otot panggul dan membantu mengontrol kandung kemih.

Nah, sobat sehat, meskipun sering buang air kecil selalu identik dengan diabetes, namun jangan cepat memutuskan bahwa seseorang yang sering buang air kecil pasti menderita diabetes, ya. Mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu akan membantu sobat sehat dalam memberikan penanganan terhadap keluhan sering buang air kecil yang dialami.(Dev/Wind)

 

Sumber : dari berbagai sumber


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *