Penderita Sindrom Asperger Bisa Hidup Normal, Benarkah?

Published by K24Klik on

asperger

Rizwan Khan, adalah seorang anak yang memiliki IQ tinggi dan kecerdasan yang di atas rata-rata anak seusianya. Namun dibalik kecerdasannya itu, dia mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Rizwan juga memiliki keanehan lain, seperti kebiasaan mengulang ucapannya hingga berkali-kali, tidak bisa mendengar suara bising, dan benci warna kuning. Awalnya tingkah Rizwan dianggap normal seperti anak lainnya. Namun, ketika Rizwan tumbuh dewasa, kebiasaannya bukan lagi menjadi hal yang wajar. Setelah menjalani pemeriksaan, Rizwan dideteksi menderita sindrom Asperger.

Berdasarkan ilustrasi di atas, apakah sindrom Asperger itu?

Sindrom Asperger ( Asperger’s disorder, Asperger’s syndrome ) adalah salah satu gejala autisme di mana penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dan kerap memperlihatkan perilaku yang diulang-ulang. Beberapa di antaranya juga mengalami penundaan perkembangan motorik sehingga gerak-geriknya tidak terkoordinasi dengan baik.

Sindrom Asperger pertama kali ditemukan oleh Hans Asperger, seorang dokter anak asal Australia pada tahun 1944, namun baru diakui pada tahun 1980-an.

Berbeda dengan subtipe autisme lainnya, penderita sindrom Asperger tidak mengalami gangguan dengan kemampuan bicara atau perkembangan kognitifnya. Bahkan beberapa di antaranya memiliki kosakata yang sangat baik, terlebih untuk hal-hal yang mereka sukai.

autis aspeger

Apa ciri seseorang menderita sindrom Asperger?

Penderita sindrom Asperger umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
– Kurang mampu berkomunikasi non-verbal (gerak-gerik, ekspresi wajah) dan kata-kata yang memiliki banyak arti
– Lebih banyak berbicara dengan dirinya sendiri
– Tidak bisa menangkap ekspresi atau emosi orang lain, misal ketika mereka tak menyukai atau tak nyaman dengan topik yang dibicarakan.
– Cenderung berbicara dengan bahasa formal
– Enggan menatap mata lawan bicara
– Terobsesi pada topik tertentu, terkadang dengan topik yang tidak lazim
– Kikuk, baik dalam gerak tubuh maupun cara bicaranya
– Mampu mengutarakan berbagai fakta tentang hal tertentu, bahkan tak membiarkan orang lain ikut bicara
– Tidak bisa memahami humor atau situasi tertentu yang sedang terjadi
– Memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara mereka berbicara dengan orang lain
– Memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni hingga mendetail
– Memiliki kebiasaan yang tidak normal, seperti mengenakan pakaian dengan urutan yang berbeda dengan orang pada umumnya. Oleh karena itu, dia juga tidak menyukai perubahan dalam rutinitas sehari-hari
– Perkembangan kemampuan motorik yang terlambat, seperti terlambat bisa menggunakan sendok, belum juga bisa menangkap bola, atau tidak bisa mengendarai sepeda.
– Lebih sensitif terhadap suatu rangsangan, seperti suara kencang, tekstur, cahaya.

Namun tidak semua pengidap sindrom Asperger memperlihatkan gejala yang sama. Masing-masing penderita dapat menunjukkan gejala yang bervariasi. Tidak jarang perilaku yang ditunjukkan mirip dengan pengidap ADHD sehingga diagnosa awalnya sering keliru didiagnosis dengan ADHD.

Diagnosa penderita sindrom Aspereger tersebut diketahui dengan tindakan evaluasi oleh dokter, dengan mempelajari riwayat perilaku yang ditunjukkan, pemeriksaan saraf, melakukan tes darah, serta X-ray jika diperlukan. Diagnosa tersebut umumnya dilakukan pada usia 4-11 tahun.

Mom-Daughter-Doctor

Pengobatan sindrom Asperger

Sindrom Asperger merupakan salah satu jenis kelainan yang tidak dapat disembuhkan. Namun, dengan terapi, kualitas hidup seorang penderita Asperger dapat membaik. Terapi tersebut antara lain :
1. Modifikasi perilaku untuk meningkatkan perilaku positif dan mengurangi perilaku negatif
2. Pendidikan khusus sesuai kebutuhan masing-masing penderita
3. Terapi kemampuan sosial agar penderita dapat lebih peka dengan ekspresi lawan bicaranya
4. Terapi untuk meningkatkan kemampuan fungsional anak, seperti berbicara dan bersosialisasi dengan lingkungannya
5. Pemberian obat khusus jika penderita menunjukkan gejala hiperaktif,depresi, kelelahan, dan perilaku obsesif-kompulsif

Dengan penanganan yang tepat sejak dini, seorang anak dengan penderita sindrom Asperger masih memiliki harapan untuk hidup normal seperti orang lain meski dengan perjuangan yang keras. Jadi setiap orang tua yang menemukan perilaku yang tidak wajar dalam diri anak mereka, seperti gejala sindrom Asperger di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar keluhan dapat segera ditangani dengan baik. (Dev/Wind)

 

Sumber : dari berbagai sumber


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *