Pangan Menjadi Hal yang Penting Bagi Tubuh!

Published by Maretta Putri on

Dikurasi Oleh : apt. Maretta Putri Ardenari, S.Farm.,

Pangan menjadi hal yang penting bagi tubuh kita. Sebagai kebutuhan dasar, pangan menjadi perhatian bagi semua pemerintah di dunia untuk menjaga ketersediaan pangan. Kekurangan pangan tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi, tetapi dapat menimbulkan masalah sosial politik di suatu negara, khususnya di Indonesia, dengan besar jumlah penduduk Indonesia maka jumlah kebutuhan yang diperlukan juga banyak. Yang saat ini terjadi adalah kebutuhan tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk, jumlah penduduk yang ada lebih banyak daripada jumlah pangan yang dihasilkan.

Lahan pertanian kita sudah banyak berkurang, sehingga mengakibatkan pemerintah melakukan kebijakan untuk mengimpor dari luar negeri. So, pentingnya penuhi gizi untuk kesehatan tubuh menjadi hal yang harus kita pikirkan bersama-sama ya. Simak ulasannya, pentingnya penuhi gizi bagi tubuh!

Pentingnya Pangan untuk Kesehatan

Kebijakan tentang ketersediaan pangan tertuang dalam UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. UU tersebut mendefinisikan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.  UU tersebut juga mengamanatkan pemerintah pusat dan daerah untuk bertanggung jawab atas ketersediaan pangan di daerah dan pengembangan produksi pangan lokal di daerah.

Pentingnya ketahanan pangan karena hal tersebut mempengaruhi status gizi masyarakat itu sendiri. Jika kurang maka status gizi otomatis juga berkurang dan menyebabkan turunnya derajat kesehatan. Dengan demikian maka ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan aspek gizi dan kesehatan. Apabila selalu kurang dari kecukupan dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan kurang gizi dan bahkan gizi buruk.

Dampak Kekurangan Pangan

Gizi Buruk

Kurang gizi dan gizi buruk dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih diperhatikan adalah pada kelompok bayi dan balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh kembang yang optimal (golden period) terutama untuk pertumbuhan jaringan otak, sehingga bila terjadi gangguan pada masa ini tidak dapat dicukupi pada masa berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas generasi penerus. Dampak lainnya adalah dapat mengalami kekurangan energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vitamin A. Kekurangan sumber tersebut dapat menghambat pertumbuhan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga rentan terhadap penyakit infeksi, mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan, penurunan kemampuan fisik, gangguan pertumbuhan jasmani dan mental, stunting, kebutaan serta kematian pada anak balita.

Atasi Gizi Buruk

Untuk mengatasi hal ini, solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan upaya promosi dan pencegahan, artinya mengupayakan anak yang sehat tetap sehat. Upaya tersebut antara lain:

  • Setiap anak ditimbang di Posyandu sehingga dapat mengetahui gangguan pertumbuhan anak sedini mungkin sebelum anak jatuh pada kondisi kurang atau buruk. Anak yang berat badannya tidak naik dua kali berturut-turut atau berada dibawah garis merah kemungkinan besar akan menderita gizi kurang dan gizi buruk. Kementerian Kesehatan memprioritaskan selalu meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu, utamanya untuk meningkatkan cakupan pemantauan pertumbuhan anak
  • Memberikan ASI Eksklusif kepada bayi 0-6 bulan dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara tepat setelah bayi berusia 6 bulan
  • Mengkonsumsi kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam setahun (setiap bulan Februari dan Agustus)
  • Menggunakan garam beryodium untuk kebutuhan konsumsi
  • Jika perlu dapat diberi makanan tambahan pemulihan, dapat dibuat di rumah tangga atau dapat berupa makanan pabrikan
  • Mengkonsumsi suplemen zat gizi mikro sesuai dengan anjuran (jika diperlukan) misalnya vitamin A, yodium, besi dan seng.

Peringati Hari Pangan Nasional

Hari Pangan Nasional

Setiap tanggal 16 September diperingati sebagai Hari Pangan Nasional. Hal ini menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pangan nasional. Indonesia saat ini terus meningkatkan produktivitasnya dengan cara memanfaatkan potensi lahan sehingga bisa menjadi lahan pertanian produktif yang sangat berpotensi sebagai penyedia stok pangan nasional.

Meskipun pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan Maret 2020 lalu berpengaruh dengan sektor pertanian, pemerintah diharapkan dapat tetap menyediakan pangan yang cukup dan merata. Oleh karena itu, beberapa langkah yang dapat pemerintah lakukan untuk mencegah hal tersebut antara lain:

  1. Menyejahterakan para petani melalui bantuan dan fasilitas, misalnya bantuan relaksasi kredit kepada para petani miskin
  2. Mengenalkan para petani dengan teknologi. Hal ini untuk membantu mereka dalam mendistribusikan serta menjaga kestabilan harga produk pangan Misalnya diberi fasilitas berupa teknologi, modal, dan pemasaran melalui program BUMITANI (Badan Usaha Milik Petani)
  3. Menghidupkan kembali pertanian lokal dan lumbung di tiap wilayah
  4. Memetakan potensi-potensi pertanian yang ada
  5. Melakukan stabilisasi harga pangan
  6. Melakukan konsolidasi terkait lahan pertanian
  7. Membuat regulasi-regulasi yang berkaitan dengan permasalahan pangan yang ada
  8. Tidak lupa juga bagi masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam menjaga ketahanan pangan untuk menghindari adanya krisis.
    Misalnya menjadi lebih kreatif dan bisa berkreasi untuk mengakali situasi yang ada dengan penanaman mandiri minimal untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Masyarakat bisa melakukan penanaman mandiri seperti misalnya urban farming atau metode hidroponik dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada di rumah.

Nilai Ketahanan Indonesia

Dikutip dari website Global Hunger Index (GHI), tingkat kelaparan dan kekurangan gizi di dunia mengalami penurunan yang cukup signifikan, yakni sebesar 28,6% pada tahun 1999 menjadi 9,9%.

Global Hunger Index adalah laporan tahunan peer-review yang dirancang untuk mengukur serta melacak kelaparan secara komprehensif di tingkat global, regional, dan negara. Ada tiga kategori skor yang dipakai dalam melakukan riset yaitu:

  • rendah jika skor kurang dari 9,9
  • moderat jika skor diantara 10 – 19,9
  • serius jika skor diantara 20 – 34,9
  • mengkhawatirkan jika skor diantara 35 – 49,9
  • sangat mengkhawatirkan jika skor lebih dari 50

Khususnya untuk negara Indonesia mendapat skor 20,1 yang berarti masuk dalam kategori serius. Indonesia menempati peringkat 70 dari total 117 negara yang tercantum. Meskipun demikian,  sejak tahun 2005 indeks kelaparan di Indonesia terus mengalami penurunan dari 26,8 menjadi 24,9. Pada tahun 2010 dan kembali turun pada 2019 yakni sebesar 20,1 yang berarti ketahanan pangan Indonesia semakin menguat.

Semoga upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dapat berdampak positif untuk ketahanan pangan Indonesia. Semakin hari skor indeks kelaparan Indonesia semakin mengalami penurunan.  

Terus update artikel K24Klik, dan share ke semua saudara, teman atau kerabat kalian ya..
Kalau butuh Obat, langsung pesan di K24Klik

#KanAdaK24Klik