Dikurasi Oleh: Maretta Putri Ardenari S.Farm., Apt

Ada banyak cara yang rela ditempuh orang-orang untuk menurunkan berat badan agar penampilannya lebih ideal dan percaya. Salah satu yang paling umum adalah diet. tapi jangan lupa, jangan sampai diet yang kita jalani selalu gagal ya..
Sebelum kita bahas tentang bagaimana diet yang benar, ada baiknya Anda mengetahui berat badan seperti apa yang disebut ideal? Menghitung berat ideal ini penting sebagai acuan dan target Anda sebelum memulai diet.

Berat Badan yang Ideal berapa sih?

Dari sekian banyak cara yang bisa digunakan untuk menghitung berat badan ideal, berikut ini yang paling sering digunakan:

1.  Menggunakan kalkulator BMI

Kalkulator Body Mass Index memakai perhitungan kalkulasi berdasarkan tinggi badan. Perhitungan dengan BMI efektif untuk Anda yang berusia 20 tahun ke atas.

Di sini kita memakai perhitungan:
Berat badan ideal = berat badan (kg) : tinggi badan (m2)

Menurut Kemenkes RI, dalam perhitungan BMI, terdapat beberapa keterangan sebagai berikut:

• Angka BMI normal adalah antara 18.5 sampai 25
• Jika tercatat di bawah 17, maka anda masuk kategori kekurangan berat badan
• Apabila di atas 25, maka anda kelebihan berat badan ringan
• Apabila di atas 40, maka anda termasuk kelebihan berat badan.

2.  Menggunakan rumus Brosca

Rumus ini ditemukan Pierre Paul Broca untuk mengetahui normal tidaknya berat badan Anda. Berikut metodenya:

Untuk Pria :
Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] – [(tinggi badan (cm) – 100) x 10%]

Untuk Wanita :
Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] – [(tinggi badan (cm) – 100) x 15%]

Jika Anda mengalami berat badan berlebih alias overweight, sudah saatnya Anda memulai diet untuk menurunkan berat badan. Diet sendiri merupakan pengaturan pola, cara mengonsumsi, serta sumber makanan kita. Bila caranya benar, diet bisa menyehatkan dan membantu Anda menjaga berat badan yang diinginkan.

Jadi, bagaimana sebenarnya program diet sehat yang benar menurut World Health Organization (WHO)? Lembaga itu mengungkapkan sejumlah fakta penting yang harus diketahui seputar program diet:

1. Tujuan diet tidak hanya demi berat badan yang ideal, namun juga harus memenuhi keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
2. Batasi konsumsi makanan berlemak, tapi tetap penuhi asupan lemak yang dibutuhkan tubuh. Konsumsi makanan dengan lemak tak jenuh dianjurkan.
3. Perbanyak asupan makanan yang kaya serat, seperti buah, sayur, biji-bijian dan kacang-kacangan.
4. Asupan kalori dan penggunaan energi harus seimbang untuk menghindari penimbunan kalori yang dapat menyebabkan obesitas.
5. Batasi konsumsi gula dan garam yang tinggi

Diet yang tepat!

Diet yang selalu gagal membuat banyak orang menjadi frustasi sendiri, apalagi memiliki tubuh yang tidak ideal. Salah satu program sehat yang dapat Anda lakukan adalah diet vegan dan vegetarian. Meskipun terdengar mirip, vegan dan vegetarian adalah dua istilah berbeda. Menurut KBBI, vegetarian adalah orang yang tidak memakan daging, tetapi cukup hanya sayuran dan tumbuhan. Adapun vegan adalah versi vegetarian yang benar-benar tidak mengonsumsi daging dan semua produk turunan hewan. Bila ditelaah, keduanya tidak makan daging, namun vegetarian masih sanggup mengonsumsi beberapa produk yang dihasilkan hewan, seperti susu, telur dan madu.

Perbedaan diet vegetarian dan vegan

Vegetarian terbagi lagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Lacto-ovo vegetarian: tidak mengonsumsi daging dan ikan, namun toleran terhadap telur dan susu
2. Lacto vegetarian: tidak makan daging, ikan, dan telur namun masih meminum susu
3. Ovo-vegetarian: kebalikan dari lacto vegetarian, yaitu tidak mengonsumsi daging, ikan, dan susu namun masih mengkonsumsi telur
4. Pescatarian (semi vegetarian): tidak makan daging, tetapi mengonsumsi ikan dan makanan laut lain.

Sama seperti vegetarian, vegan juga dikategorikan menjadi beberapa tipe, yaitu:

1. Diet Vegan etis, merupakan tipe vegan dengan populasi terbanyak di dunia. Vegan etis mengedepankan etika dan rasa cinta mereka terhadap populasi hewan dan lingkungan. Diet ini sama sekali tidak mengkonsumsi seluruh produk hewani, termasuk dengan turunannya.
2. Vegan berbasis tumbuhan, merupakan tipe vegan yang masih mengkonsumsi produk nabati dan apapun yang tumbuh dari tanah.
3. Vegan mentah, merupakan tipe vegan yang tidak memakan makanan apapun yang dimasak di atas suhu 115°Fahrenheit (sekitar 46°Celsius), karena mereka mempercayai bahwa makanan yang dimasak di atas suhu tersebut berpotensi kehilangan nutrisi dan kandungan berharga lainnya.

Diet ini merupakan pola makan yang rendah lemak dan tinggi serat, sehingga efektif untuk menurunkan berat badan. Tidak hanya itu, diet vegan juga mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, dan alzheimer.

Efek samping dari diet

Namun, perlu diperhatikan bahwa pola konsumsi yang keliru bisa membuat tubuh kita kekurangan nutrisi. Sehingga kita harus mewaspadai agar diet kita tidak selalu gagal namun diet kita tetap memenuhi nutrisi.

Diet vegan bisa membuat Anda kekurangan zat besi, kalsium, protein, omega-3, vitamin D, vitamin B12, dan zinc. Akibat yang timbul beragam, mulai dari rambut  rontok, anemia, osteoporosis, susah tidur, masalah pencernaan, tubuh terasa lemas, dan menurunnya kesehatan otak. Kita bisa menyiasati masalah di atas dengan makanan fortifikasi atau bahan makanan yang mengandung tambahan nutrisi, seperti sereal fortifikasi, susu kedelai fortifikasi, serta suplemen makanan. Anda pun dianjurkan mengonsumsi makanan berbahan dasar tumbuhan untuk menambah kalsium, seperti tahu, yogurt kedelai, susu kedelai, kale, okra, wijen, jeruk dan kacang merah.

Menjadi vegan atau vegetarian memberikan manfaat kesehatan. Kita terdorong mengonsumsi lebih banyak makanan yang kaya antioksidan dan padat gizi. Tapi ingat, jangan lupa mengatur pola diet dan menyusun perencanaan yang baik agar terhindar dari masalah kesehatan jangka panjang nantinya.

Jangan lupa share artikel ini ke orang lain yang kalian kenal. Supaya artikel ini bermanfaat 🙂

#KanAdaK24Klik