Malingering (Pura-Pura Sakit) untuk Menghindar dari Hukuman Kriminal

Published by Dewi Dwiputri on

Mengenal Malingering, Jurusnya Para Maling

Malingering = Penyakit Mental?

                    Malingering                         

Malingering adalah penyimpangan perilaku yang menyebabkan pelakunya mengaku sakit meski ia sebenarnya dalam keadaan sehat. Atau bertindak seolah-olah penyakitnya lebih parah dari yang sesungguhnya, dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi. Para ahli tidak memasukkannya sebagai penyakit mental. Karena mereka yang pura-pura sakit atau mengalami malingering justru termotivasi akibat keadaan lingkungan sekitarnya.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi ke-5 (DSM-5), “pura-pura sakit” dapat dideteksi jika memiliki ciri dan tanda berikut:

1. Sedang berada dalam kondisi medikolegal. Medikolegal adalah ilmu medis yang berkaitan dengan hukum. Dalam hal ini orang dengan malingering akan ‘kambuh’ jika sedang berada dalam kasus hukum tertentu.

2. Cenderung tidak bisa diajak kerja sama, dan melanggar berbagai peraturan. Tak hanya memalsukan status kesehatannya saja tetapi sering melanggar peraturan dan tidak kooperatif jika diminta untuk bekerja sama. Hal ini yang terjadi ketika ia diperiksa oleh dokter, ia akan mudah tersinggung dan mengelak.

3. Mengeluhkan gejala yang berlebihan. Mereka akan mengeluhkan gejala yang ia rasakan dengan berlebih-lebihan dan mengatakan bahwa ia memiliki penyakit yang parah.

4. Memiliki gangguan kepribadian antisosial, yaitu gangguan perilaku yang tidak menghargai hukum serta norma sosial yang berlaku.

Apa yang harus dilakukan jika menemukan pasien yang dicurigai hanya berpura-pura sakit (Malingering)?

                    

  • Biarkan selama beberapa saat. Pengamatan jangka panjang bisa membantu mengekspos kepura-puraan, karena pelaku biasanya kesulitan mempertahankan kondisi pura-pura sakit tersebut dalam jangka waktu yang lama.
  • Lakukan tes fisik. Pelakunya juga biasanya tidak punya cukup pengetahuan tentang gejala penyakit yang ia “alami”, sehingga saat dilakukan tes fisik, ia akan kesulitan meniru reaksi yang seharusnya terjadi di tubuhnya.
  • Tanya-jawab. Melakukan sesi tanya-jawab atau konsultasi, di mana petugas medis menanyakan sejumlah pertanyaan bertubi-tubi dalam waktu yang cukup lama, akan membuat pelaku kewalahan karena harus “mengarang” jawaban dalam waktu kilat. Akibatnya, #sobatsehat akan menemukan jawaban yang saling berkontradiksi atau tidak konsisten.
  • Evaluasi psikologi. Evaluasi psikologi juga direkomendasikan untuk mendeteksi malingering. Psikolog memiliki panduan wawancara klinis yang ilmiah dan objektif, untuk mengetahui apakah seorang pasien memberikan jawaban yang jujur, atau jika ia melebih-lebihkan kondisi sebenarnya.

Nah, sobat sehat, malingering bukan merupakan penyakit mental ya. Sebaliknya penyakit ini hanya termotivasi akibat keadaan lingkungan.

Sumber : Dari berbagai sumber


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *