Keluarga dan Alzheimer : Menciptakan Suasana Ramah untuk Orang Dengan Dimensia (ODD) di Rumah

Published by Lucia Ventyningrum on

Keluarga dan Alzheimer : Ciptakan Suasana Ramah di Rumah
Photo by Huyen Nguyen on Unsplash

Keluarga dan Alzheimer merupakan dua komponen yang berkaitan erat. Ikatan antara keluarga dengan ODD perlu dibentuk untuk memahami perasaan, emosi dan meningkatkan kualitas hubungan dengan orang yang Anda cintai.

Apa yang terlintas di benak Sobat Sehat ketika mengetahui bahwa salah satu anggota keluarga Anda didiagnosa Alzheimer? Tentu saja berbagai emosi, seperti rasa frustasi, kemarahan, kesedihan, dan ketakutan mulai dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Baik bagi si penderita yang terdiagnosa maupun anggota keluarga yang lain. Namun, kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut terlalu lama. Seseorang penderita Alzheimer sangat butuh dukungan orang sekitar untuk tetap menjaganya.

Apa Alzheimer itu?

Alzheimer merupakan jenis penyakit yang bersifat progresif. Kondisi ini menyebabkan sel-sel otak banyak yang mulai tidak berfungsi secara perlahan dan berefek kepada kepikunan yang meningkat. Inilah yang dinamakan demensia yang disebabkan oleh Alzheimer atau dipersingkat Demensia Alzheimer. Secara medis, penyakit ini digolongkan sangat serius karena pengobatan yang biasa diberikan hanya untuk menahan laju keparahan bukan menyembuhkan.

Oleh karena itu, peningkatan kualitas hidup tetap dibutuhkan melalui dukungan penuh antara keluarga dan Alzheimer Dementia Person. Tidak jarang, Orang Dengan Demensia (ODD) mudah ‘hilang’ dari rumah dan tersesat. Maka dari itu, untuk mencegah kejadian tersebut keluarga perlu menciptakan suasana rumah yang ramah, aman dan nyaman untuk ditinggali bagi penderita Alzheimer.

Peran Keluarga dalam Merawat Penderita Alzheimer di Rumah

Photo by Irfan Surijanto on UnsplashK

Dokter Tara P. Sani dari Yayasan Alzheimer’s Indonesia juga membagikan beberapa tips yang dapat dilakukan keluarga pendamping ODD untuk menciptakan suasana rumah yang ramah, yaitu :

  1. Pada setiap sudut rumah yang sekiranya tajam (tembok, ujung laci, lemari) bisa dipasang bantalan atau stiker berwarna terang. Samarkan kenop pintu, lemari dan kunci untuk mengurangi kecenderungan membuka pintu atau laci.
  2. Untuk aktivitas sehari-hari, rutin menjaga lantai kamar mandi agar tidak licin dan aman. Kemudian, keluarga rajin memberi contoh cara menyikat gigi dan menggenggamnya. Jangan lupa periksakan ODD ke dokter gigi minimal enam bulan sekali.
  3. Dalam berpakaian, batasi jumlah pakaian ODD. Berikan baju dengan kancing yang mudah dibuka. Bagi pasien dengan kecenderungan membuka pakaian di tempat umum, dapat diberikan pakaian berkancing belakang.
  4. Untuk pola makan, keluarga disarankan untuk memberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Berikan makanan dengan konsistensi homogen, seperti sup dengan maizena atau jus pisang.
  5. Keluarga juga harus membuat jadwal rutin ke toilet dan membatasi asupan cairan menjelang tidur. Sebagai antisipasi, pada bawah seprai dapat diletakkan alas tahan air dan underpad di atas seprai.

Membangun Komunikasi Antara Keluarga dan Alzheimer’s Syndrome

Ciptakan komunikasi antar keluarga dan penderita Alzheimer
Photo by Dario Valenzuela on Unsplash

Berdasarkan penuturan Dr Yuda Turana seorang ahli neurologi FKIK Unika Atmajaya, penurunan fungsi otak pada ODD mengakibatkan perubahan perilaku dan kognitif termasuk emosi dan kepekaan terhadap berbagai hal. Di sinilah keluarga berperan penting dalam memahami perubahan-perubahan tersebut melalui tindakan dan komunikasi yang tepat. Termasuk dalam membuat penyesuaian lingkungan bagi pasien ODD, khususnya Demensia Alzheimer.

Salah satu gejala umum dari Demensia Alzheimer adalah gangguan berkomunikasi dan sulit untuk fokus. Penderita Demensia Alzheimer akan kesulitan untuk berbicara dan mencari kata yang tepat. Bahkan, sering kali mereka berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkan. Selain itu kepribadian dan perilaku ODD mudah untuk berubah.

Emosi bisa berubah secara drastis, rasa takut, bingung, depresi atau ketergantungan yang berlebihan pada anggota keluarga dapat memberikan beban tersendiri bagi pendamping ODD. Perlunya memahami strategi berkomunikasi dengan ODD akan memperbaiki kemampuan Anda dalam menangani kelakuan yang sulit dari ODD yang kerap ditemui.

1. Berikan mood positif sebelum melakukan interaksi

Saat berbicara dengan ODD, gunakanlah ekspresi, nada suara yang ramah dan respek, serta sentuhan fisik yang mampu membantu menyampaikan pesan sambil memperlihatkan rasa kasih sayang. Membangun mood positif sebelum berinteraksi penting dilakukan, untuk menciptakan rasa nyaman ketika berkomunikasi.

2. Pastikan untuk mendapatkan perhatian penuh ketika berbicara dengan Orang Dengan Demensia

Matikan TV atau radio, tutup pintu, tutup gorden, atau pindah duduk ke ruangan yang lebih tenag untuk membatasi gangguan dan suara gaduh. Sebelum berbicara, sebut namanya, nama Anda dan hubungannya dengan ODD untuk mendapatkan perhatian dia terlebih dahulu. Penggunaan komunikasi non verbal seperti sentuhan bisa dilakukan agar dia tetap fokus. Apabila ODD sedang duduk, maka kita harus duduk untuk menjaga eye contact.

3. Tanyakan pertanyaan sederhana dan mudah untuk dijawab

Memberikan pertanyaan dengan jawaban Ya atau Tidak lebih baik dibandingkan pertanyaan terbuka atau memberikan terlalu banyak pilihan. Pertanyaannya seperti, “Apakah Anda ingin makan buah pisang atau apel?” Lebih baik lagi dengan menunjukkan langsung barangnya, lalu kasih kesempatan untuk memilih langsung.

4. Sampaikan pesan dengan jelas dan tidak bertele-tele

Pesan disampaikan dengan kata-kata sederhana, bicara perlahan, jelas, dan dengan nada meyakinkan. Pakailah suara yang lebih rendah, jangan mengutarakannya dengan suara keras dan tinggi. Jika dia belum mengerti untuk pertama kali, sampaikan pesan berulang-ulang dengan kata-kata yang sama. Dan apabila masih belum mengerti, tunggu beberapa menit kemudian ulang kembali pertanyaan/pesan yang mau disampaikan.

5. Dengarkanlah dengan mata, telinga dan hati

photo created by katemangostar – www.freepik.com

Kesabaran adalah kunci penting. Usahakanlah untuk mendengarkan makna dan perasaan yang disampaikan oleh ODD. Apabila dia sedang berusaha menjawab, perhatikan isyarat non verbal atau bahasa tubuh yang digunakan. Tanggapi dengan sewajarnya dan tidak apa-apa bila ingin menyarankan kata-kata.

6. Alihkan perhatian dan arahkan ke kegiatan lain ketika keadaan menjadi sulit

Saat ODD menjadi marah dan sulit diatur, perlahan coba untuk mengalihkan perhatian ke subjek atau lingkungan yang berbeda. Penting untuk menjaga ikatan emosi antara Anda dengan ODD untuk lebih memahami perasaannya. Misalnya, saat meminta bantuan atau menyarankan untuk pergi berjalan-jalan. Anda dapat mengatakan, “Saya melihat Anda merasa sedih – maaf kamu marah. Mari kita pergi mencari makanan.”

Rasa tenang dan nyaman juga dapat diciptakan dengan meletakkan foto-foto keluarga dan perabot kesayangan ODD di berbagai sisi rumah. Dibantu dengan memutarkan lagu kesukaan dan ajak bicara tentang kenangan masa lampau bisa membantu keluarga memahami emosi yang dirasakan pasien.

Pentingnya rasa kasih sayang yang dibangun antara keluarga dan Alzheimer Dementia Person bisa secara perlahan mengatasi rasa bersalah, bingung, dan cemas yang biasa dirasakan. Konsep rumah yang aman dan nyaman bagi penderita Demensia Alzheimer bisa mendukung suasana yang ramah dan betah untuk mereka tinggali. Sehingga keluarga dan Alzheimer bukan lagi dua hal yang perlu dihindari bahkan ditakuti ketika sudah memahami cara merawat dan membangun komunikasi yang tepat.

Sumber : dari berbagai sumber


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *