Ini Sebab COVID-19 Diprediksi Menjadi Endemi

Published by apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm on

Dikurasi Oleh: apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm

Pandemi menjadi istilah familier bagi masyarakat awam sekalipun selama dua tahun terakhir sejak merebaknya virus corona. Kini selama beberapa tahun terakhir, istilah endemi pun mulai muncul menjadi bahan perbincangan sebab COVID-19 diprediksi menjadi endemi di berbagai negara—termasuk Indonesia.

Pandemi dan Endemi: Apa Bedanya?

Kedua istilah ini—pandemi dan endemi—bukanlah dua kata yang baru saja diciptakan. Hanya saja, penggunaan keduanya lebih banyak digunakan oleh kalangan tertentu seperti di kedokteran dan ilmuwan.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pandemi dan endemi?

Pandemi dan endemi merujuk pada kondisi adanya wabah atau  penyakit menular yang menyerang di sebuah wilayah. Perbedaan utama keduanya terletak pada cakupan geografis wabah tersebut berjangkit. Adapun selain pandemi dan endemi, terdapat pula istilah epidemi.

Endemi merupakan persebaran sebuah penyakit di suatu wilayah atau pada golongan masyarakat tertentu. Populasi yang terdampak kecil, akan tetapi dampaknya luar biasa. Endemi juga dapat disebut sebagai kemunculan suatu penyakit yang konstan atau biasa ada di sebuah populasi atau geografi tertentu. Di Indonesia, endemi adalah malaria di Papua.

Epidemi adalah berjangkitnya penyakit menular dengan cakupan daerah yang lebih luas. CDC juga menyebut bahwa epidemi terjadi saat suatu penyakit menular dengan cepat ke banyak orang sampai pada tahap yang sulit dihambat. Beberapa contoh kasus epidemi adalah Avian Influenza atau flu burung (H5N1) pada 2002 dan SARS pada 2003 di Indonesia dan virus Ebola di Republik Demokratik pada 2019.

Pandemi adalah mewabahnya sebuah penyakit menular secara serempak di mana-mana di kondisi geografis yang jauh lebih luas. Boleh dibilang, pandemi adalah endemi yang menyebar hampir di seluruh negara atau bahkan benua. Tentu saja, contoh pandemi adalah penyakit COVID-19.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa endemi merupakan kondisi mewabahnya sebuah penyakit di suatu kondisi geografis yang relatif tidak terlalu luas, seperti kota atau provinsi. Sementara itu, pandemi merupakan wabah yang terjadi di area lebih luas dan mencakup beberapa negara sekaligus.

COVID-19 Menjadi Endemi

Angka kasus COVID-19 di banyak negara—termasuk Indonesia—mulai relatif mengalami penurunan selama beberapa bulan terakhir. Hal inilah yang menjadi sebab COVID-19 diprediksi menjadi endemi setelah lebih dari 24 bulan ditetapkan sebagai pandemi.

Tentunya, ada beberapa indikator untuk menentukan apakah wabah COVID-19 menjadi endemi atau tidak:

  • jumlah kasus baru paling banyak adalah 20 kasus per 100.000 penduduk;
  • jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 adalah 5 pasien per 100.000 penduduk;
  • jumlah kematian adalah 1 per 100.000 penduduk selama enam bulan berturut-turut;
  • laju penularan di bawah 1 selama enam bulan berturut-turut; dan
  • vaksinasi COVID-19 lengkap mencapai 70% jumlah penduduk.

Selain pematuhan terhadap protokol kesehatan yang disiplin oleh seluruh lapisan masyarakat, vaksinasi menjadi peran penting dan sebab COVID-19 diprediksi menjadi endemi. Hal ini karena herd immunity yang terbentuk semakin luas dan kuat.

Herd immunity sendiri adalah kondisi sebagian besar populasi kebal terhadap sebuah wabah atau penyakit menular tertentu. Makin banyak populasi yang kebal artinya makin sedikit pula kemungkinan populasi yang akan terdampak dan mengalami berbagai risiko serius saat terpapar wabah tersebut.

Perbedaan Flu dan COVID-19

Satu abad sebelumnya, ada sebuah pandemi yang tak kalah mengguncang dunia: flu Spanyol. Jenis influenza mematikan ini melanda dunia pada 1918 dan cenderung menyerang kelompok usia 20 dan 30 tahun yang mempunyai sistem kekebalan tubuh kuat.

Flu Spanyol: Pandemi Flu Terhebat Sepanjang Sejarah

Dalam kurun waktu dua tahun, flu Spanyol menewaskan sekitar 40 hingga 50 juta orang. Peneliti dan sejarawan pun meyakini bahwa sebanyak sepertiga penduduk dunia yang kala itu berjumlah sekitar 1,8 miliar orang terjangkit flu Spanyol—menewaskan lebih banyak dibandingkan Perang Dunia I.

Saat itu pun, obat untuk menyembuhkan influenza belum ditemukan. Antibiotik untuk mengobati komplikasi seperti pneumonia pun tidak ada. Rumah sakit kewalahan, korban terus berjatuhan.

Tiap negara pun berusaha untuk mengambil tindakan dengan cepat seperti berikut:

  • Penggunaan masker
  • Pemberlakuan karantina
  • Penutupan tempat-tempat publik seperti bioskop dan berbagai tempat hiburan lain
  • Penyebaran dan pemasangan pesan-pesan kesehatan yang berisi anjuran untuk mencuci hidung dengan sabun dan air tiap malam dan pagi, paksa untuk bersin saat malam dan pagi hari, lalu bernapas dalam-dalam, dan lainnya.

Kesadaran masyarakat untuk memperketat kesehatan menjadi faktor pandemi flu Spanyol pada akhirnya mereda setelah dua tahun. Adapun virus untuk influenza sendiri baru ditemukan sekitar 1940-an, lebih dari dua dekade sejak pandemi merebak.

Perbedaan COVID-19 dan Flu Biasa

COVID-19 mempunyai beberapa gejala yang sama dengan flu biasa (influenza) sehingga agak sulit untuk mendiagnosis tanpa pemeriksaan. Kendati begitu, ada beberapa perbedaan pada beberapa gejala keduanya seperti berikut.

  • Demam pada COVID-19 khususnya omicron cenderung tidak menentu dan dapat berlangsung lebih lama dibandingkan flu biasa.
  • Penderita COVID-19 lebih mungkin mengeluhkan batuk kering, sedangkan gejala tersebut cukup jarang pada penderita flu biasa
  • COVID-19 banyak menyebabkan anosmia yang terjadi secara mendadak tanpa disertai hidung yang tersumbat, sedangkan pada flu biasa diawali dengan hidung yang tersumbat
  • Penderita COVID-19 varian omicron mengeluhkan nyeri pada badan yang hebat terutama di bagian pinggang ke bawah, sedangkan nyeri akibat flu cenderung lebih ringan
  • Omicron juga membuat banyak penderita mengeluhkan batuk kering dan tenggorokan yang nyeri serta gatal, sedangkan penderita flu jarang mengalami batuk
  • COVID-19 kerap membuat banyak penderita mengalami sesak napas atau napas menjadi pendek, sementara pada flu tidak demikian

Kendati demikian, beberapa orang yang terpapar COVID-19 mungkin saja mengalami gejala yang lebih ringan sehingga makin sulit untuk membedakan. Untuk memastikannya, perlu dilakukan tes PCR.

Berapa Lama Waktu Penyembuhan COVID-19?

Kriteria sembuh COVID-19 mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan berkembangnya  mutasi dari virus corona. Terakhir, WHO menetapkan kriteria berikut untuk menentukan kesembuhan penderita.

  • Penderita tanpa gejala

Menjalani isolasi selama 10 hari sejak tes PCR yang menunjukkan hasil positif

  • Penderita dengan gejala ringan hingga sedang

Menjalani isolasi selama 10 hari sejak tes PCR yang menunjukkan hasil positif dan ditambah 3 hari tanpa gejala

  • Penderita dengan gejala berat

Menjalani isolasi selama 10 hari sejak tes PCR yang menunjukkan hasil positif ditambah 3 hari tanpa gejala dan 1 kali tes PCR yang menunjukkan hasil negatif

Rendahnya kasus baru menjadi sebab COVID-19 diprediksi menjadi endemi. Namun, kecilnya angka ini tidak lantas menjadi alasan euforia yang berlebihan, mengingat situasi ini juga sangat mungkin dipengaruhi oleh menurunnya pula pemeriksaan yang dilakukan.

Oleh sebab itu, setiap orang sebaiknya tetap menjaga kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan. Tak lupa, masyarakat juga harus menyadari pentingnya vaksinasi dan turut serta berpartisipasi memperoleh vaksin dengan dosis lengkap untuk mempercepat terbentuknya herd immunity.

Referensi:

https://ppiptek.brin.go.id/post/read/perbedaan-endemi-epidemi-dan-pandemi

https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/808-bedanya-endemi-epidemi-dan-pandemi

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/14545201/menkes-beberkan-indikator-yang-harus-dipenuhi-agar-covid-19-jadi-endemi

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/apa-itu-herd-immunity-kekebalan-kelompok

https://www.bbc.com/indonesia/majalah-52586349

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/04/080500865/kenali-perbedaan-gejala-omicron-dengan-flu-biasa-apa-saja-?page=all