Antiseptik & Disinfektan, Apa aja sih Perbedaannya?
Dikurasi Oleh : Maretta Putri Ardenari, S.Farm., Apt.
Pada tahun 2020 ini, dunia sedang menghadapi kondisi yang luar biasa sulitnya, di mana ancaman pandemi Covid-19 menyerang berbagai negara termasuk Indonesia. Penyebaran virus Covid-19 masih terus terjadi di berbagai wilayah Indonesia hingga sampai saat ini. Kesadaran masyarakat untuk menaati segala aturan demi menekan penyebaran virus tersebut tentu sangat dibutuhkan. Salah satu cara yang dapat kita lakukan demi menjaga kesehatan adalah dengan menggunakan antiseptik dan disinfektan. Banyak orang yang berpikir bahwa antiseptik dan disinfektan adalah produk yang sama, namun nyatanya kedua produk tersebut berbeda.
Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan
Apa saja aspek perbedaan keduanya?
Antiseptik adalah zat untuk membunuh ataupun menghambat pertumbuhan kuman seperti virus, bakteri, atau jamur. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa antiseptik bisa digunakan di jaringan tubuh, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Disinfektan merupakan bahan kimia berfungsi untuk membasmi kuman yang terdapat pada benda mati, seperti lantai, dinding, gagang pintu, perlengkapan rumah, dan lain-lain. Disinfektan tidak dapat digunakan pada jaringan tubuh karena berpotensi memicu kanker.
Bahan Aktif Antiseptik dan Disinfentan
Beberapa jenis antiseptik yang biasa digunakan sehari-hari diantaranya:
- Alkohol, biasanya diukur dengan skala ukuran “%”. Alkohol yang sering digunakan antara lain etil-alkohol (60-90%), isopropyl alkohol (70-90%), dan n-propanolol (60-70%). Ketiga bahan ini sering digunakan sebagai bahan aktif pada produk pembersih tangan
- Chlorhexidine, salah satu jenis antiseptik yang umumnya digunakan dalam antiseptik kumur, tapi terkadang dapat juga diberikan dalam sabun antiseptik.
- Antibacterial dye, antiseptik yang membantu untuk mengobati luka jatuh dan luka bakar
- Peroxide and permanganate, antiseptik yang sering digunakan dalam obat kumur dan luka terbuka
- Halogenated phenol derivative, antiseptik yang digunakan untuk larutan pembersih dan sabun pada rumah sakit.
Sedangkan bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai disinfektan antara lain:
- Glutaraldehyde, biasanya digunakan sebagai disinfektan alat-alat operasi yang tidak bisa disterilkan menggunakan suhu panas. Bahan ini juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan benda-benda lainnya.
- Chloroxylenol, bahan ini bisa digunakan sebagai antiseptik maupun disinfektan. Biasanya, chloroxylenol dipakai untuk membersihkan alat-alat medis, dengan cara direndam dengan campuran alkohol 70%.
- Chlorine (sering kita sebut sebagai kaporit), bahan ini bisa digunakan untuk membersihkan air di kolam renang, dan juga digunakan sebagai bahan disinfektan untuk permukaan barang-barang.
Cara Penggunaan
Biasanya, antiseptik digunakan untuk membersihkan luka, mensterilkan tangan sebelum melakukan tindakan yang memerlukan sterilitas, mengobati infeksi kulit dan mengobati infeksi mulut & tenggorokan. Cara penggunaannya bisa langsung dituang atau dioleskan secukupnya ke tangan atau permukaan luka saat proses pengobatan.
Sedangkan disinfektan digunakan untuk membersihkan permukaan benda dengan cara mengusapkan larutan disinfektan pada bagian yang terkontaminasi, misalnya pada lantai, dinding, permukaan meja, daun pintu, saklar listrik, tombol lift, dll.
Penggunaan disinfektan bisa menggunakan teknik spray atau fogging. Bisa juga dengan mengelap permukaan benda menggunakan kain dan juga tak lupa menggunakan sarung tangan karena cairan disinfektan tidak baik jika terkena kulit. Setelah selesai membersihkan, segera lepas sarung tangan dan juga masker, cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun sampai bersih.
Nah Sobat Sehat sudah paham ya, ternyata kedua produk tersebut memiliki fungsi dan penggunaan yang berbeda, sehingga kedua produk tersebut tidak dapat disamakan.
Gunakan kedua produk tersebut dengan benar ya Sobat Sehat, jika Sobat Sehat ingin melakukan pemesanan kedua produk bisa melakukannya dengan cara mudah lewat K24Klik.
#KanAdaK24Klik
