Paracetamol: Manfaat, Jenis, dan Cara Pemakaiannya

Published by apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm on

Paracetamol Manfaat, Jenis, dan Cara Pemakaiannya
Dikurasi Oleh: apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm

Asetaminofen atau mungkin lebih dikenal dengan Paracetamol adalah sebuah obat dengan jenis analgesik serta antipiretik yang sering digunakan untuk menurunkan demam. Obat ini mempunyai kandungan yang dapat membantu meringankan nyeri maupun sakit pada gigi.

Apa Itu Paracetamol?

Paracetamol merupakan jenis obat yang banyak digunakan dalam dunia medis. Obat ini pertama kalinya digunakan secara klinis oleh von Mering pada tahun 1893, paracetamol tidak dijual secara komersial hingga tahun 1950 di Amerika Serikat dan 1956 in Australia.

Obat ini populer karena memiliki efektivitas yang baik dengan profil keamanan yang konsisten. Penggunaannya sebagai analgesik dan antipiretik pada anak-anak juga menjadi pilihan sejak terbuktinya ada hubungan antara aspirin dan sindrom Reye.

Manfaat Paracetamol

Paracetamol sebagai antipiretik (penurun panas) dan analgesik (pereda nyeri). Obat ini bisa digunakan untuk pasien dewasa maupun pasien anak. Acetaminophen juga merupakan pilihan pertama pereda nyeri ibu hamil dan ibu menyusui.

Paracetamol bekerja dengan cara menghalangi reaksi kimia di otak yang menyampaikan sinyal rasa sakit. Paracetamol juga mengurangi demam dengan cara mengintervensi sinyal di otak yang mengatur temperatur tubuh.

Perlu dicatat, obat ini hanya berfungsi untuk meredakan gejala, bukan untuk mengatasi penyebab utama yang memicu demam dan nyeri yang dirasakan.

Jenis-Jenis Paracetamol

Berikut ini adalah jenis-jenis paracetamol yang bisa ditemukan di apotik:

  • Jenis tablet, contoh mereknya: Emkamol, Pyrexin, Procet, Erlamol, Ekacetol, Trimol, Itramol, Metamol, Sanmol, Sumagesic, Pamol
  • Jenis kaplet, contoh mereknya: Bufadol, Trifamol
  • Jenis sirop, contoh mereknya: Sanmol, Pamol, Afitamol, Trifamol, Turpas, Tempra, Erphamol
  • Jenis drops, contoh mereknya: Sanmol, Pamol, Moretic, Tempra, Itamol, Nipe Fever, Apetic, Hufagesic
  • Jenis infus, contoh mereknya: Pehamol, Paradol, Farmadol, Sanmol, Eterfix, Fioramol

Dosis dan Aturan Pakai Paracetamol

Setiap sediaan memiliki kandungan Paracetamol adalah obat yang biasa digunakan meredakan demam dan rasa nyeri, seperti nyeri gigi atau nyeri haid. Paracetamol atau nama lainnya acetaminophen ini ada dalam beberapa bentuk sediaan seperti tablet, kaplet, sirop, tetes, infus, dan suppositoriaamol yang berbeda-beda. Baik dosis paracetamol dewasa maupun dosis paracetamol anak pada dasarnya disesuaikan dengan limit berat badan yaitu 10-15 mg/kg berat badan.

Berikut ini ringkasan dosis aman paracetamol untuk setiap  jenis paracetamol:

  • Untuk bentuk kaplet dan tablet:
    • Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 1-2 tablet/kaplet, 3-4 kali per hari
    • Anak 6-12 tahun: ½-1 tablet/kaplet, 3-4 kali per hari
  • Untuk bentuk sirop:
    • Anak 9-12 tahun: 3-4 sendok takar (15-20 ml), 3-4 kali per hari
    • Anak 6-9 tahun: 2-3 sendok takar (10-15 ml), 3-4 kali per hari
    • Anak 2-6 tahun: 1-2 sendok takar (5-10 ml), 3-4 kali per hari
    • Anak 1-2 tahun: 1 sendok takar (5 ml), 3-4 kali per hari
    • Anak di bawah 1 tahun: ½ sendok takar (2.5 ml), 3-4 kali per hari
  • Untuk bentuk drops:
    • Anak 3-6 tahun: 1.2 ml drops, 3-4 kali per hari
    • Anak 1-2 tahun: 0.6-1.2 ml drops, 3-4 kali per hari
    • Anak di bawah 1 tahun: 0.6 ml drops, 3-4 kali per hari
  • Untuk bentuk infus (hanya atas petunjuk dokter):
    • Dewasa dengan BB 33-50 kg diberikan dengan hitungan 15 mg/kg BB, diberikan tiap 4-6 jam jika perlu. Maksimal 3 g per hari.
    • Dewasa dengan berat badan >50 kg: 1 g, diberikan tiap 4-6 jam jika perlu. Maksimal 4 g per hari.
    • Neonatus cukup bulan serta anak dengan berat badan kurang dari 10 kg: diberikan dosis tunggal 7,5 mg/kg BB, tiap 4 jam. Maksimal 30 mg/kg BB per hari.
    • Anak dengan berat badan antara 10-33 kg: diberikan dosis tunggal 15 mg/kg BB, tiap 4 jam. Maksimal 2 g per hari.
    • Anak dengan berat badan antara 33-50 kg: dosis tunggal 15 mg/kg BB, diberikan tiap 4 jam. Maksimal 3 g per hari.

Parasetamol biasanya butuh waktu hingga satu jam untuk bekerja dan bertahan 4-6 jam di dalam tubuh.

Peringatan dan Kontraindikasi Paracetamol

Walaupun paracetamol dikenal dengan obat yang memiliki profil keamanan yang baik, bukan berarti penggunaannya bisa sembarangan. Paracetamol harus digunakan dengan hati-hati terutama pada pasien gagal ginjal, gangguan fungsi hati, dan alergi pada obat ini.

Obat ini tidak boleh diberikan pada yang alergi paracetamol dan pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat. Paracetamol merupakan obat dengan kategori B yang artinya bisa digunakan oleh wanita hamil karena uji pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko pada janin.

Penggunaan parasetamol yang melebihi dosis rekomendasi usia dan berat badan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti: pucat, gangguan pencernaan dan metabolisme, pendarahan,, hipotensi, gangguan hati, aritmia, dan pankreatitis.

Efek Samping Paracetamol

Pada penggunaan umum paracetamol jarang menyebabkan efek samping bila di gunakan dengan aturan yang sesuai. Gejala overdosis yang bisa ditimbulkan paracetamol antara lain seperti: sakit perut, mual, muntah, kejang, masalah hati.Bila Anda mengalami efek samping yang tidak biasa setelah mengonsumsi paracetamol sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

FAQ

Bolehkah paracetamol diminum bersamaan dengan obat lain?

Paracetamol bisa dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, termasuk antibiotik. Walau begitu ada beberapa obat-obatan yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan acetaminophen dan pasien harus menyebutkan pada dokter yang merawat jika mengonsumsinya, yaitu:

  • Warfarin, karena paracetamol dapat meningkatkan risiko pendarahan jika digunakan bersamaan dengan pengencer darah ini.
  • Obat-obatan epilepsi seperti carbamazepine, colestiramine, phenobarbital, phenytoin, atau primidone, karena bisa menurunkan kadar paracetamol dalam darah jika digunakan bersamaan.
  • Busulfan, karena bisa meningkatkan risiko efek samping.
  • Metoclopramide,domperidone, chloramphenicol, atau probenecid, karena bisa meningkatkan penyerapan parasetamol jika digunakan berbarengan.
  • Isoniazid (obat tuberkulosis), karena bisa meningkatkan risiko kerusakan hati.

Paracetamol umumnya tidak terpengaruh dengan suplemen atau obat-obatan herbal. Tapi konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika Anda sedang mengonsumsi obat lain.

Untuk keamanan, sebutkan semua obat-obatan, vitamin, herbal, dan suplemen yang Anda minum pada dokter atau apoteker.

Apakah paracetamol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Ya, bisa.

Paracetamol merupakan obat dengan kategori keamanan B.

Paracetamol dapat diteruskan pada ASI dalam jumlah sedikit. Jika khawatir, Anda bisa berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu.

Apakah paracetamol bisa untuk sakit gigi?

Paracetamol merupakan pereda nyeri, sehingga bisa juga digunakan untuk meredakan nyeri sakit gigi. Namun obat ini tidak menyembuhkan penyebab sakit giginya. Jadi, sebaiknya Anda tetap periksa ke dokter gigi.

Paracetamol adalah obat yang biasa ada di kotak pertolongan pertama di setiap rumah. Namun, perlu diperhatikan penggunaannya harus sesuai aturan pakai dan tidak untuk jangka panjang. Hal ini karena paracetamol jika dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada hati (liver).

Semoga bermanfaat.