Apa Itu Malaria? Ciri-ciri, Gejala, Jenis-jenis & Penyebabnya

Published by apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm on

Apa Itu Malaria Ciri-ciri, Gejala, Jenis jenis & Penyebabnya
Dikurasi Oleh: apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm

Malaria bukanlah sebuah penyakit yang asing bagi masyarakat Indonesia. Ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit. Parasit ini menyebar dari satu orang ke orang lain lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi. Penderita penyakit ini umumnya mengalami gejala berupa demam tinggi dan tubuh yang menggigil kedinginan.

Meskipun bukan penyakit yang umum ditemukan di daerah beriklim sedang, malaria sangat umum menyerang masyarakat di negara-negara subtropis dan tropis termasuk Indonesia. Dilansir dari Mayo Clinic, setiap tahunnya hampir 290 juta orang terinfeksi malaria dan lebih dari 400.000 orang meninggal karenanya. Untuk lebih memahami tentang malaria, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Definisi dan Jenis-jenis Malaria

Malaria adalah salah satu penyakit yang bisa mengancam jiwa penderitanya. Malaria biasanya ditularkan melalui nyamuk Anopheles  yang terinfeksi. Nyamuk yang terinfeksi parasit bernama plasmodium . Ketika nyamuk ini menggigit Anda, maka plasmodium  akan mengalir ke dalam aliran darah.

Saat parasit sudah berada di dalam tubuh, parasit akan mencapai hati dan di sanalah plasmodium menjadi dewasa. Setelah beberapa hari, plasmodium dewasa akan memasuki aliran darah dan mulai menginfeksi sel darah merah. Dalam waktu 48 sampai 72 jam, parasit di dalam sel darah mereka berkembang biak dan menyebabkan sel yang terinfeksi pecah. Masa inkubasi parasit ini berkisar antara 18-40 hari.

Dilansir dari situs resmi Badan Kesehatan Dunia, WHO, menurut World Malaria Report 2020, terdapat 241 juta kasus malaria secara global dan 627.000 kematian akibat malaria. Sementara itu di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus malaria pada tahun 2020 adalah sebanyak 254.055 kasus.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2019, kasus malaria terbanyak terjadi di Provinsi Papua sebanyak 216.380 kasus (86% dari seluruh kasus di tahun yang sama). Provinsi lain yang rentan terhadap malaria adalah NTT (dengan 12.909 kasus) dan Papua Barat (sebanyak 7.079 kasus) di tahun yang sama.

Jenis-jenis Malaria

Malaria terbagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada parasit yang menginfeksi. Lima spesies Plasmodium yang merupakan parasit bersel tunggal bisa menyebabkan penyakit yakni:

  • Plasmodium falciparum (atau P. falciparum)
  • Plasmodium malariae (atau P. malariae)
  • Plasmodium vivax (atau P. vivax)
  • Plasmodium ovale (atau P. ovale)
  • Plasmodium knowlesi (atau P. knowlesi)

Malaria yang disebabkan oleh falciparum bisa mengancam jiwa penderitanya. Pasien dengan malaria falciparum berat bisa mengalami gagal hati dan ginjal, kejang hingga koma. Meskipun kadang bisa menimbulkan gejala yang parah, infeksi P. vivax dan P. ovale umumnya tidak begitu serius. Tapi parasit bisa bertahan di dalam hati selama berbulan-bulan dalam kondisi tidak aktif dan akan menyebabkan kekambuhan dalam beberapa bulan bahkan tahun.

Penyebab Penyakit Malaria

Seseorang bisa terkena malaria jika ada nyamuk yang sudah terinfeksi dengan salah satu parasit menggigitnya. Gigitan inilah yang memindahkan parasit dari tubuh nyamuk ke tubuh Anda. Anda tidak akan terkena malaria hanya karena Anda berada dekat orang yang mengidap penyakit tersebut.

Malaria menyebar ketika nyamuk Anopheles yang terinfeksi menggigit seseorang. Anopheles adalah satu-satunya jenis nyamuk yang bisa menyebarkan malaria. Adapun siklus penularan malaria adalah:

  • Nyamuk Anopheles yang tidak terinfeksi akan menjadi terinfeksi ketika menggigit orang yang menderita malaria
  • Penularan parasit. Jika nyamuk yang sudah terinfeksi menggigit, maka parasit akan masuk ke aliran darah dan menjadi dewasa di dalam hati. Beberapa jenis malaria bahkan bisa tetap berada di dalam hati selama setahun. Dalam kondisi ini, penderita tidak akan menunjukkan gejala malaria
  • Parasit menyebar ke dalam aliran darah. Ketika parasit dewasa, mereka akan meninggalkan hati dan menginfeksi sel darah merah. Ini adalah saat ketika orang yang mengidap malaria mulai merasakan gejala
  • Penularan ke orang yang berikutnya. Ketika Anda berada dalam siklus ini dan nyamuk yang tidak terinfeksi menggigit Anda, maka nyamuk bisa menyebarkannya pada orang lain yang digigitnya.

Karena parasit menyerang sel darah merah, maka penularan juga bisa terjadi lewat darah. Misalnya saja dari seorang ibu yang sedang mengandung pada bayi yang dikandungnya, lewat transfusi darah atau penggunaan jarum suntik bersama-sama antara penderita malaria dengan orang yang sehat.

Faktor Risiko

Faktor risiko terbesar infeksi malaria adalah ketika Anda tinggal atau berkunjung ke daerah dengan tingkat infeksi yang tinggi. Ini termasuk negara-negara di kawasan tropis dan subtropis. Tingkat risiko tergantung bagaimana pengendalian malaria di daerah-daerah tersebut, perubahan musiman serta tindakan pencegahan yang Anda lakukan untuk mencegah gigitan nyamuk.

Peningkatan risiko gejala yang serius juga bisa terjadi pada kelompok tertentu seperti anak kecil dan bayi, orang tua, wisatawan yang datang dari daerah tanpa kasus malaria serta wanita hamil dan bayi yang dikandungnya.

Gejala Malaria

Beberapa gejala malaria antara lain adalah demam, panas dingin, sakit kepala, diare, mual dan muntah, nyeri otot atau sendi, kelelahan, napas menjadi cepat, batuk hingga detak jantung cepat. Beberapa orang yang menderita malaria umumnya mulai merasakan gejala awal seperti menggigil dan kedinginan diikuti demam tinggi.

Tanda dan gejala malaria biasanya akan muncul dalam beberapa minggu setelah Anda digigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Namun, beberapa jenis parasit malaria bisa ‘tertidur’ di dalam hati Anda hingga setahun dan memunculkan gejala di kemudian hari.

Diagnosis

Jika Anda mengalami gejala malaria, dokter akan melakukan diagnosis dengan meninjau riwayat kesehatan secara umum termasuk perjalanan terakhir ke daerah dengan tingkat infeksi tinggi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik.

Dokter juga akan melihat kondisi hati atau limpa Anda, apakah ada pembesaran/pembengkakan atau tidak. Dokter juga mungkin akan melakukan tes darah tambahan untuk memastikan diagnosisnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala malaria saat tinggal atau setelah bepergian ke daerah yang berisiko tinggi malaria, segera temui dokter. Apabila gejala yang dialami cukup parah, segera cari bantuan medis darurat. Semakin cepat kondisi Anda diketahui, semakin cepat penanganan untuk penyembuhan bisa diberikan.

Bagaimana Tatalaksana Pengobatan Malaria?

Malaria tergantung tingkat keparahannya bisa diatasi dengan non farmakologi maupun farmakologi. Obat non-farmakologi atau obat tradisional yang bisa digunakan untuk mengobati malaria antara lain adalah kunyit, kayu manis, jahe, jus jeruk, cuka apel hingga madu.

Untuk pengobatan yang sifatnya farmakologi, harus dilakukan setelah pasien dinyatakan positif malaria. Beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi malaria antara lain adalah ACT/Artemisinin-based combination therapy. ACT terdiri dari beberapa kombinasi berbeda dan biasanya diberikan selama 3 hari secara oral atau suntikan.

Selain ACT masih ada banyak jenis obat yang bisa Anda temukan di apotek antara lain Klorokuin, Primakuin, Meflokuin dan lain sebagainya.

Cara Pencegahan Malaria

Beberapa waktu yang lalu, WHO secara resmi mengumumkan vaksin malaria pertama yang bisa diberikan untuk anak-anak. Selain dengan vaksinasi pada anak-anak, malaria bisa dicegah dengan beberapa cara. Jika Anda sedang tinggal atau berkunjung di daerah dengan risiko tinggi, lindungi diri dari gigitan nyamuk dengan cara:

  • Tutupi kulit dengan pakaian lengan panjang
  • Oleskan lotion anti nyamuk ke kulit
  • Tidur dengan kelambu.

Pastikan Anda melakukan pencegahan di atas pada malam hari antara senja sampai dini hari. Ini merupakan waktu paling aktif bagi nyamuk Anopheles.