Interlac Oil Drop 5ml (per Botol)

K24KLIK

Salam Sehat Ibu Nur Ika,

Stok produk INTERLAC ORAL DROP 5ML pada masing-masing apotek berbeda-beda. Namun Ibu dapat melakukan pemesanan produk INTERLAC ORAL DROP 5ML di K24Klik.com secara online, karena stok produk INTERLAC ORAL DROP 5ML tersedia di K24Klik. Klik "Beli" pada produk tersebut dan ikuti langkah mudah selanjutnya. Apabila Ibu mengalami kesulitan, silahkan hubungi Health Consultant kami melalui live chat yang tersedia.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.

K24KLIK

Salam Sehat Ibu Lusi Sri Mulyati, INTERLAC ORAL DROP 5ML merupakan probiotik berisi lactobacillus reuteri protectis yang sangat efektif dan aman untuk bayi dan anak-anak. INTERLAC ORAL DROP 5ML bermanfaat untuk kesehatan saluran cerna. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang diminum untuk menjaga keseimbangan saluran pencernaan di dalam usus. Probiotik bekerja mengusir mikroorganisme jahat dari usus. Probiotik harus dikonsumsi sesuai aturan minum agar dapat memberikan manfaat. Probiotik atau bakteri baik dapat hidup pada temperatur atau suhu tertentu. Penyimpanan probiotik harus sesuai dengan kondisi penyimpanan dan suhu tertentu agar bakteri baik tidak mati. Apabila probiotik disimpan pada tempat yang tidak sesuai maka bakteri baik tidak dapat bertahan hidup, sehingga tidak ada manfaatnya. Risiko penyimpanan probiotik yang salah juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Sebaikya simpan probiotik sesuai petunjuk yang tercantum pada kemasan produk. INTERLAC ORAL DROP 5ML tersedia dan dapat dipesan di K24Klik.com. Klik "Beli " pada produk tersebut dan ikuti langkah mudah selanjutnya. Apabila Anda mengalami kesulitan, silakan hubungi Health Consultant kami melalui live chat yang tersedia. Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.

K24KLIK

Salam sehat Ibu Della,

Interlac Drop dapat digunakan untuk membantu mengurangi & mencegah diare, regurgitasi, kolik, konstipasi pada neonatus, bayi dan anak. Bisa diberikan bersama atau tanpa makanan.

Demikian informasi yang diberikan, semoga bermanfaat.

nurul

Sdr. Fitri,

Interlac dapat saja diberikan pada anak yang mengalami diare. Namun perlu diperhatikan, diare atau mencret dapat disebabkan berbagai hal. Cek beberapa hal berikut sebelum memberikan obat pada anak:
1. Berapa kali frekuensi BAB dalam 24 jam?
2. Apakah anak muntah, demam (suhu mencapai 38 derajat Celcius atau lebih), dan mengalami sakit perut?
3. Apakah di dalam feses/kotorannya ditemukan sisa-sisa makanan yang masih utuh atau tidak tercerna dengan baik?
4. Apakah anak mengonsumsi obat sebelum mengeluhkan sakit perut atau diare?
5. Apakah anak ada kemungkinan dalam keadaan stres atau tertekan sebelum mengalami diare?


Jika anak demam, muntah, sakit perut, dan frekuensi diare lebih dari 3x dalam 24 jam, maka ada kemungkinan anak mengalami gastroenteritis karena adanya infeksi saluran cerna. Hal ini perlu dikonsultasikan ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.

Berikut fakta mengenai diare:
1. Tanda diare yang perlu diwaspadai adalah nyeri perut terus menerus selama 6 jam atau lebih, muntah berulang lebih dari 12 jam, menolak minum, rasa kantuk yang abnormal, mata cekung, tidak buang air kecil lebih dari 6 jam, menangis tanpa air mata, popok tidak basah selama 8 jam atau lebih (pada bayi), ubun-ubun cekung, mulut kering, kulit kering, demam.

2. Tanda dan gejala yang harus segera dikonsultasikan ke dokter: adanya darah, lendir, atau bau busuk pada kotoran, frekuensi BAB meningkat tiba-tiba, diare ringan-feses lembek, diare sedang-feses encer berwarna hijau.

3. Pada 3 tahun pertama bayi, umumnya bayi akan mengalami diare 1-3 kali (selama periode 3 tahun usianya tersebut).
4. Umumnya, kasus diare dapat diatasi dalam waktu 72 jam dan hanya membutuhkan asupan cairan serta perubahan sedikit pada makanan.
5. Pada beberapa kasus, diare dapat berkaitan dengan alergi pada makanan tertentu, misal: alergi terhadap protein susu sapi.
6. Anak usia lebih dari 2 tahun, mampu minum air hingga 2 liter per hari.

Beberapa hal berikut dapat dilakukan atau diberikan secara mandiri oleh orangtua kepada anak apabila anak mengalami diare:

1. Minum 1-1,5 liter cairan seperti air putih, air kaldu, atau jus buah tanpa pemanis. Berikan campuran cairan yang mengandung 4 sendok teh gula, 1 sendok teh garam dalam 4 gelas air. Hindari penggunaan cairan isotonik buatan jika memungkinkan.
2. Minum sebaiknya diberikan sedikit-sedikit namun sering, setiap 30 menit hingga 1 jam sekali.
3. Berikan anak pisang, jus apel, nasi, dan roti panggang.
4. Hindari makanan terlalu berserat seperti roti gandum atau sereal. Hindari makanan, minuman yang banyak mengandung gula seperti sirup, teh manis, soft drink,dsb.
5. Hindari makanan yang sulit dicerna seperti buah (selain yang disebutkan di atas), sayur mentah, makanan yang digoreng dan manis.
6. Berikan sedikit-sedikit makanan lunak seperti kentang rebus, makanan yang mengandung tepung, crackers tidak manis, roti, wortel, labu, sup. Hindari daging, kacang, dan produk susu.
7. Cuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum menyiapkan makanan.
8. Gunakan handuk kertas atau tisu untuk mengeringkan tangan dan buang segera.
9. Tetap berikan ASI (untuk bayi), atau jika anak mengonsumsi susu formula, maka berikan susu bebas laktosa, atau susu dari kedelai (jika anak tidak memiliki alergi terhadap kedelai).
10. Sterilkan botol bayi dengan baik.
11. Ganti popok segera setelah bayi BAB untuk menjaga kebersihan kulit. Basuhlah bokong bayi dengan air atau dudukkan anak di air hangat mengalir. Tidak perlu sabun. Keringkan dengan menepuk-nepuk kulit bayi menggunakan tisu atau handuk bersih.

Konsultasikan pada dokter jika anak anda mengalami gejala dan tanda diare yang diwaspadai atau berbahaya. Berikan kompres hangat dalam WWZ untuk perut jika diperlukan untuk mengurangi rasa sakit atau mulas karena diare. Semoga bermanfaat.

(source: MIMS)

nurul

Ibu Miranti,

Kesalahan penyimpanan obat dapat mengakibatkan kemungkinan kerusakan zat aktif ataupun zat pembawanya (campuran). Karena itu, ada baiknya jika obat yang mengalami kesalahan penyimpanan dicek terlebih dahulu apakah ada perubahan bentuk, warna, bau, dan perubahan lain yang menunjukkan perubahan dari sediaan aslinya. Jika perubahan terjadi, sebaiknya produk tersebut tidak digunakan kembali untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Semoga bermanfaat.