Mengatasi Batuk dan Pilek pada Bayi, Perlukah Pemberian Obat?

Published by Dewi Dwiputri on

Batuk dan Pilek pada Bayi, Perlukah Pemberian Obat?

batuk dan pilek pada bayi

https://www.eumom.ie

Daya tahan tubuh bayi belum sempurna. Maka wajar, jika mudah terserang penyakit, terutama batuk dan pilek. Lantas, perlukah Anda memberi obat batuk pilek kepada si kecil? Yuk, cari tahu jawabannya!

Kondisi kesehatan bayi menjadi perhatian utama para bunda. Pasalnya, daya tahan tubuh yang belum sempurna, menjadikan buah hati Anda lebih mudah terserang penyakit. Apalagi, terdapat 200 jenis virus yang disinyalir dapat menyebabkan pilek pada bayi.

Namun, Anda tidak perlu panik. Ada beberapa hal yang perlu Anda pahami, sebelum gegabah dalam mengobati.

Gejala Batuk dan Pilek pada Bayi

Mirip dengan gejala yang terjadi pada orang dewasa, batuk dan pilek pada bayi umumnya berupa ingus atau cairan bening kental yang keluar dari lubang hidung. Cairan tersebut dapat menjadi kekuningan atau kuning kehijauan, jika pilek berlanjut lebih dari satu minggu. Pilek pada bayi, biasa diiringi dengan gejala lain, seperti batuk atau demam. Kendati demikian, pada umumnya bayi masih aktif bermain dan makan dengan normal.

Sementara itu, batuk pada bayi hanyalah respon pertahanan tubuh, melalui refleks mengeluarkan benda asing atau lendir pada saluran napas. Batuk pada bayi, bisa disertai gejala demam, hidung tersumbat, radang tenggorokan, penurunan nafsu makan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala-gejala tersebut akan membuat bayi merasa tidak nyaman, sehingga menjadi sensitif dan lebih rewel.

Lantas, bagaimana cara mangatasi batuk dan pilek pada bayi? Perlukah pemberian obat?

Cara Mengatasi Batuk dan Pilek pada Bayi

Bisa dikatakan, mengatasi batuk dan pilek pada bayi tidak terlalu sulit. Hanya saja, memang butuh kesabaran, ketabahan, dan ketelatenan. Yang perlu diingat, pemberian obat batuk atau obat pilek pada bayi dan balita, sangat tidak dianjurkan hingga anak berusia enam tahun. Masalahnya, apabila obat batuk pilek diberikan pada bayi atau balita, bisa mengakibatkan efek samping yang berbahaya bagi nyawa mereka.

Namun, sadarilah bahwa tidak memberi obat batuk pilek pada bayi atau balita, bukan berarti melakukan pembiaran. Atasi batuk pilek pada bayi dengan beberapa upaya, antara lain:

  • Gendong bayi dalam posisi tegak, untuk membantunya bernafas lebih nyaman.

  • Tidurkan bayi dalam gendongan atau baringkan bayi dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan..

  • Perbanyak asupan cairan, baik berupa ASI, air bening, jus buah hangat, atau teh hangat.

Mengapa sebaiknya tidak diberikan obat batuk dan pilek pada bayi?

batuk dan pilek pada bayi

https://www.freepik.com

Berdasarkan penuturan seorang DSA, dr. Arifianto, Sp.A, obat batuk pilek pada bayi tidak disarankan, karena kandungan obat yang kurang tepat, antara lain:

1. Antihistamin, untuk meredakan bersin dan keluarnya ingus. Kandungan ini biasa digunakan untuk menekan reaksi alergi. Padahal, batuk pilek pada bayi disebabkan oleh virus, dan bukan alergi. Selain itu, berkurangnya produksi lendir bisa mengakibatkan ingus mengental, mulut kering, sehingga bayi semakin tidak nyaman.

2. Antitusif, yang berperan menekan reflek batuk. Padahal, batuk berguna untuk mengeluarkan lendir berisi virus dari saluran napas. Bisa dikatakan, meski “tampak” membaik, berkurangnya batuk akan menghalangi dahak untuk keluar dan berpotensi bahaya bagi bayi Anda.

3. Dekongestan, yang diklaim bisa melegakan hidung tersumbat, nyatanya memiliki efek samping berbahaya berupa penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah, jantung berdebar, dan sakit kepala.

4. Ekspektoran, untuk mengencerkan dahak. Namun, penelitian justru menunjukkan bahwa kandungan ini gagal menangani batuk pada orang dewasa, dan belum ada bukti pendukung yang menyatakan efektivitasnya pada bayi.

Kapan waktu yang tepat memeriksakan batuk dan pilek pada bayi ke dokter?

Kendati penggunaan obat memiliki efek buruk untuk si Kecil, Anda juga perlu waspada dan berkonsultasi dengan dokter, apabila terjadi kondisi berikut ini:

  • Pilek disertai batuk, serta demam melebihi 40°C.

  • Demam belum kunjung reda selama 3 hari.

  • Batuk semakin kencang dan sering, diiringi napas cepat, dan terdengar bunyi mengi.

  • Sering mengantuk, pola makan dan tidur terganggu, dan menjadi jauh lebih rewel.

  • Pilek memburuk atau tidak membaik hingga lebih dari satu minggu.

Dengan penjelasan di atas, kini Anda mengetahui bahwa penanganan terbaik untuk batuk pilek pada bayi, bukanlah obat-obatan. Bagaimanapun juga, momen batuk pilek pada bayi atau balita, merupakan saat-saat berharga yang melatih daya tahan tubuh mereka.

Dalam kondisi normal, batuk dan pilek akan mereda dengan sendirinya. Maka, sebelum ada diagnosis dari dokter mengenai penyebab dan kondisi batuk pilek pada bayi, Anda tidak perlu melakukan tindakan inisiatif berupa uap panas dengan risiko cedera, apalagi pemberian antibiotik.

Sementara itu, sebagai upaya tambahan, Anda bisa mencegah iritasi pada hidung bayi dengan mengoleskan petroleum jelly. Anda juga bisa menggunakan Sterimar Baby Nasal Spray, Aqua Maris Baby Nasal Drop dan Iliadin Kinder yang bisa Anda dapatkan secara online di apotek K24Klik.

So, use your common sense if you catch the common cold.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *