Usus Buntu Pada Anak, Ini Penyebab hingga Penanganannya

Published by Dewi Dwiputri on

usus buntu pada anak
https://www.freepik.com

Tak hanya menyerang orang dewasa, usus buntu rentan terjadi pada anak-anak. Pengetahuan mengenai gejala yang timbul karena radang usus buntu perlu diketahui oleh orang tua, agar dapat diberikan penanganan yang tepat. Yuk Sobat Sehat, cari tahu penyebab, gejala hingga penanganan yang tepat saat anak terserang usus buntu disini!

Apa Penyebab Usus Buntu pada Anak?

Usus buntu merupakan bagian usus yang menempel pada usus besar. Memiliki panjang sekitar 5-10 centimeter dengan bagian ujung yang tertutup, ini sebabnya usus tersebut dinamakan usus buntu.

Pembengkakan yang terjadi pada usus buntu disebut radang usus buntu atau Appendicitis. Penyakit ini biasanya disebabkan karena infeksi perut yang telah menyebar ke usus buntu atau adanya penyumbatan yang telah memblokir usus buntu.

Selain itu, apendisitis dapat terjadi karena adanya penyumbatan akibat mengerasnya tinja atau pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak di usus.

Gejala Apa saja yang Terjadi Jika Anak Terserang Usus Buntu?

1. Rasa sakit perut

Rasa nyeri yang terasa pada bagian kanan bawah merupakan gejala yang paling sering dirasakan. Nyeri ini timbul akibat dari usus buntu yang tersumbat oleh jaringan limfoid atau feses yang mengeras. Sumbatan tersebut dijadikan tempat untuk bakteri berkembang biak kemudian menimbulkan infeksi.

Rasa sakit umumnya akan semakin parah dan bergerak ke sisi kanan bawah perut, sisi kanan atas, pinggul hingga punggung. Kemudian rasa nyeri akan bergerak ke tempat usus buntu berada. Apabila area tersebut ditekan atau ketika anak sedang berjalan kaki dan batuk, rasa nyeri akan terasa semakin hebat.

2. Demam

gejala usus buntu
https://www.freepik.com

Demam merupakan reaksi alami tubuh saat diserang oleh infeksi dan peradangan, termasuk akibat apendisitis. Umumnya demam yang muncul akibat radang usus tidak terlalu tinggi. Namun seringkali disertai dengan menggigil, kedinginan hingga berkeringat sebagai upaya untuk menurunkan suhunya sendiri.

3. Kehilangan nafsu makan serta mual muntah

Peradangan dan infeksi yang terjadi pada usus buntu menyebabkan anak menjadi tidak nafsu makan. Sensasi mual kemudian muntah merupakan refleks bawah sadar tubuh untuk menghindari konsumsi makanan apapun. Hal ini semakin memperparah kondisi tubuh. Sedangkan sebenarnya muntah itu sendiri merupakan refleks otomatis tubuh untuk mengosongkan isi perut secara paksa agar sumbatan dapat dikeluarkan.

4. Diare

Diare juga merupakan salah satu gejala dari infeksi usus buntu pada anak. Gejala ini muncul biasanya bila peradangan terjadi di dekat rongga panggul, sehingga rektum teriritasi.

Diare yang disebabkan karena usus buntu memiliki volume yang lebih sedikit dari diare pada umumnya. Fesesnya tampak cenderung lembek (tidak benar-benar cair) dengan frekuensi BAB yang lebih sering. Namun pada beberapa anak justru mengalami susah BAB dan kentut saat peradangan usus buntu terjadi.

5. Sakit saat buang air kecil

Sebagian anak kecil mengeluhkan nyeri ketika buang air kecil saat mengalami infeksi usus buntu. Namun seringkali gejala yang satu ini dikaitkan dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Gejala ini dapat muncul apabila lokasi peradangan berada dekat dengan kandung kemih. Usus buntu yang meradang dapat mengiritasi kandung kemih sehingga menimbulkan gejala seperti anyang-anyangan, kencing berdarah, atau kencing putih seperti susu. Bahkan beberapa anak akan mengalami susah kencing karena nyeri.

Bagaimana mengatasi gejala usus buntu pada anak?

operasi laroskopi
https://www.freepik.com

Apabila penggunaan obat-obatan tidak berhasil atau radang sudah dalam tingkatan yang parah. Jalan satu-satunya untuk mengatasi usus buntu pada anak adalah dengan operasi. Dengan jalan ini, dokter akan membuang usus buntu yang meradang dan terinfeksi sebelum menyebar ke organ perut lainnya.

Operasi ini dikenal dengan istilah apendektomi. Ada dua cara yang dapat digunakan yakni Operasi terbuka dan Operasi laparoskopi.

Operasi terbuka

Prosedur ini diawali dengan membuat sayatan di sisi kanan bawah perut dengan anastesi umum atau bius total. Setelah itu, usus buntu yang meradang akan dipotong lalu diangkat. Apabila usus buntu pecah, maka dokter akan memasang drain (Penrose drain) untuk menguras nanah atau cairan dari rongga perut.

Operasi laparoskopi

Operasi laparoskopi lebih sederhana dibandingkan dengan operasi terbuka. Karena operasi ini hanya membutuhkan sayatan kecil di perut untuk memasukkan alat (laparoskop). Alat ini berupa tabung kecil yang memiliki kamera dan lampu pada bagian ujungnya serta tersambung dengan layar monitor. Dengan alat inilah dokter akan mengangkat usus buntu yang meradang tanpa harus membuat sayatan yang lebih besar. Namun operasi ini tidak dapat dilakukan apabila usus buntu anak sudah pecah dan menginfeksi organ perut lainnya.

Sebelum prosedur operasi dilakukan, biasanya anak akan di opname 1 hari dengan pemberian obat antibiotik melalui infus atau cairan intravena. Antibiotik ini diperlukan untuk mencegah infeksi sebelum dan sesudah operasi usus buntu. Selain itu, cairan infus akan diberikan dengan maksud untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat gejala usus buntu seperti diare dan muntah.

Sobat Sehat, itu tadi beberapa penyebab, gejala, dan penanganan usus buntu pada anak. Usus buntu pada anak harus ditangani dengan segera untuk menghindari pecahnya usus buntu yang dapat menginfeksi organ perut lainnya.

Sumber : dari berbagai sumber.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *