Tak Usah Panik, Kenali Jenis serta Strategi Bertahan saat Tsunami Selat Sunda

Published by Dewi Dwiputri on

Tsunami Selat Sunda, Kenali Macamnya dan Tips Bertahan Hidup

tsunami selat sunda

www.govtech.com

Sabtu (22/12) lalu, Indonesia kembali berduka. Bencana alam tsunami kembali menyapu pesisir Selat Sunda. Menurut informasi dari BMKG hingga Jumat (28/12/2018) pukul 13.00 WIB tercatat korban meninggal sebanyak 426 orang, korban luka-luka sebanyak 7.202 orang, 23 orang masih dinyatakan hilang serta sebanyak 40.386 orang mengungsi.

Tsunami bukan bencana alam yang baru di Indonesia. Namun, tahukah kamu dikutip dari unesco.org ternyata tsunami dapat dibedakan menjadi 5 macam menurut waktu terjadinya. Apa saja ya?

Macam-Macam Tsunami Berdasarkan Waktu Terjadinya

  • Tsunami Lokal

Tsunami lokal adalah tsunami yang menyebabkan kerusakan dalam jarak yang relatif dekat dengan peristiwa yang menyebabkan tsunami, contohnya gempa. Jaraknya hanya 100 km dari daratan atau sekitar 1 jam untuk sampai daratan. Beberapa tsunami malah bisa mencapai daratan kurang dari 10 menit sehingga sangat sulit untuk menyelamatkan diri dari jenis tsunami ini. Tsunami lokal ini biasanya terjadi karena adanya gempa bumi. Namun, bisa juga terjadi karena adalah longsor bawah laut yang disebabkan oleh erupsi gunung berapi.

  • Tsunami Regional

Bencana alam ini berjarak 100-1.000 km dari daratan. Membutuhkan waktu antara 1-3 jam bagi tsunami jenis ini untuk mencapai daratan. Selama itu, warga memiliki waktu untuk melakukan evakuasi penyelamatan diri.

  • Tsunami Jarak Jauh

Tele-tsunami atau tsunami samudera atau tsunami jarak jauh ini merupakan kejadian tsunami yang sangat kuat dengan daya hancur yang besar. Padahal, tsunami jenis ini memiliki jarak yang cukup jauh dari daratan, yakni hingga 1.000 km atau sekitar 3 jam untuk sampai ke daratan. Sehingga, kemungkinan untuk menyelamatkan diri pun jauh lebih besar. Tsunami ini awalnya akan terlihat seperti tsunami lokal. Ukuran yang cukup besar memungkinkan area yang terdampaknya pun lebih luas.

  • Tsunami Meteorologi (meteotsunami)

Fenomena ini mirip tsunami yang ditimbulkan oleh gangguan meteorologis atau atmosfer. Gelombang tsunami ini dapat dihasilkan oleh gravitasi atmosfer, lompatan tekanan, saluran depan, badai, angin topan, angin topan, badai dan sumber atmosfer lainnya.
Meteotsunami memiliki skala temporal dan spasial yang dapat menghancurkan wilayah pesisir, khususnya di teluk dan ceruk dengan amplifikasi yang kuat dan properti resonansi yang terdefinisi dengan baik . Fenomena ini juga dapat disebut sebagai rissaga.

  • Microtsunami

Sesuai namanya, microtsunami ini ukurannya sangat kecil sehingga sangat sulit untuk bisa dideteksi secara visual.

Tsunami Selat Sunda, Begini Strategi dan Cara Bertahan Hidup

strategi saat tsunami

https://www.freepik.com

Saat tsunami terjadi, Sobat Sehat dapat melakukan beberapa hal berikut agar dapat bertahan hidup:

  1. Jika berada di tengah lautan saat tsunami terjadi, arahkan perahu menjauhi pantai. Karena, semakin dekat dengan daratan, gelombang pun akan semakin tinggi.
  2. Bila berada di pantai saat tsunami terlihat, segera lari menjauhi laut dan cari tiang atau pohon terdekat yang bisa dipanjat.
  3. Tetaplah di tempat saat gelombang pertama surut, sebab gelombang tsunami selalu datang lebih dari satu kali. Gelombang berikutnya pun dapat jadi lebih besar dibanding sebelumnya.
  4. Hindari sungai dan jembatan saat tsunami menerjang, karena aliran tsunami akan lebih deras dan kuat di wilayah sungai.
  5. Jangan menggunakan kendaraan khususnya mobil, saat evakuasi. Karena, mobil akan sulit menembus kerumunan orang yang memenuhi jalan. Selain itu, jika kamu berada di dalam mobil saat tsunami menerjang, tekanan air yang sangat besar akan menyulitkan kamu untuk membuka pintu, dan bila kamu membuka jendela, air akan masuk dan menenggelamkan mobil. Belum lagi jika ada benda-benda lain yang terbawa arus, yang dapat menghancurkan mobil dari luar.
  6. Tetaplah berada di atas air. Gunakan benda-benda yang mengapung seperti kasur, bantal, kayu, jerigen, ban bekas, batang pohon sebagai pelampung darurat.
  7. Tinggalkan harta benda saat evakuasi. Sebab, membawa harta benda akan memperlambat dan mempersulit diri kamu sendiri.

Dari tsunami Selat Sunda, kita dapat belajar untuk mempersiapkan diri saat bencana terjadi. Bekali pengetahuan tentang bencana serta siapkan barang penting agar mudah dibawa saat bencana datang.

 

Sumber : dari berbagai sumber.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *