Apakah Obat Darah Tinggi Harus Diminum Seumur Hidup?

Published by Dewi Dwiputri on

Obat Darah Tinggi, Haruskah Dikonsumsi Seumur Hidup? Hipertensi atau dikenal bahasa awamnya Darah Tinggi memang menjadi penyakit yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik di atas 120 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 80 mmHg.

Beberapa orang sering menganggap remeh penyakit ini. Namun, perlu anda ketahui jika penyakit ini sering dikenal sebagai “Silent Killer” karena komplikasi dari penyakit ini dapat mematikan.

Penegakan Diagnosis Hipertensi

Diagnosis hipertensi ditegakan menggunakan alat pengukut tekanan darah atau sfigmomanometer yang dinyatakan sebagai tekanan sistolik dan diastolik. Petugas akan melilitkan manset di lengan kemudian mengembangkan manset tersebut hingga batas tempat aliran arteri mengalami interupsi. Tekanan manset akan diturunkan perlahan jika petugas mendengar suara nadi yang muncul.

Hasil pengukuran akan menunjukkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Sistolik adalah tekanan yang diberikan pada dinding pembuluh darah pada saat jantung berkontraksi, sedangkan diastolik adalah tekanan yang diberikan pada dinding pembuluh darah saat jantung relaksasi.

Anda dapat memeriksakan tekanan darah anda secara teratur kepada petugas kesehatan terdekat baik dokter, puskesmas, rumah sakit, atau pelayanan kesehatan terdekat. Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa diatas 18 tahun adalah:

Hipertensi

http://penyakithipertensi.org/

Penyebab Hipertensi

Munculnya hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Secara praktisnya, hipertensi dibagi menjadi 2 jenis antara lain:

  • Hipertensi primer, merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Ada faktor yang tidak bisa dimodifikasi seperti genetik dan ada pula faktor yang bisa dimodifikasi seperti merokok, obesitas, alkohol, atau lingkungan.
  • Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang penyebab spesifiknya sudah diketahui seperti gangguan hormonal, penyakit ginjal, diabetes, kehamilan, dan lain-lain.

Bagaimana jika tidak diobati?

Jika anda mengalami hipertensi namun tidak diobati maka akan muncul berbagai komplikasi yang mengenai bermacam organ target dalam tubuh seperti jantung (penyakit jantung sistemik, gagal jantung), otak (stroke), ginjal (gagal ginjal), mata (retinopati), atau arteri perifer (klaudikasio intermitten).

Kerusakan organ target tersebut bergantung pada tingginya tekanan darah atau lamanya penderita mengalami hipertensi yang tidak terkontrol serta tidak diobati. Jika kerusakan organ telah banyak, tidak menutup kemungkinan berujung pada kematian.

Jika Anda memang mengalami Hipertensi, apa yang harus dilakukan?

Hipertensi dikenal sebagai suatu penyakit kronis sehingga memerlukan terapi pengobatan jangka panjang. Hipertensi memang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol atau dikendalikan. Jadi, jangan pernah berpikir jika sekali minum obat, anda dapat langsung sembuh.

Untuk mengendalikannya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengobatan dan non pengobatan. Hal yang bisa anda lakukan sendiri adalah terapi non pengobatan yaitu dengan menjalankan pola hidup sehat seperti:

  1. Kurangi konsumsi asupan garam. Garam memiliki kandungan natrium yang dapat menahan pengeluaran sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi.
  2. Konsumsi makanan kaya akan kalium dan kalsium seperti sayur, buah, atau makanan rendah lemak.
  3. Rutin olahraga seperti jalan cepat selama kurang lebih 30 menit/hari. Aktivitas olahraga ini dapat dilakukan minimal 3-4 kali dalam seminggu.
  4. Hindari stres baik fisik maupun mental.
  5. Mengatur berat badan hingga ideal
  6. Hindari merokok atau minum-minuman alkohol
  7. Hindari minuman yang mengandung kafein atau bersoda

Obat darah tinggi ditujukan untuk mengelola tekanan darah hingga terkontrol. Obat hipertensi ditentukan oleh dokter sesuai dengan gejala, pemeriksaan fisik, dan penunjang yang dilakukan. Penderita harus minum obat ini secara teratur setiap harinya. Biasanya pemberian obat hipertensi dimulai dengan dosis rendah namun tetap disesuaikan dengan tekanan darah tersebut. Beberapa kasus dilakukan kombinasi dua atau tiga obat sekaligus.

Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam satu bulan perawatan, maka dosis obat akan ditambahkan atau kombinasi dengan obat golongan lain. Beberapa obat antihipertensi seperti golongan ACEI (captopril, lisinopril, enalapril), golongan ARB (candesartan, valsartan), golongan Beta Blokers (Atenolol, Metoprolol), golongan diuretik (hydroclorotiazid), atau golongan CCB (Amlodipin, Diltiazem).

Hal yang perlu anda perhatikan adalah tidak mengubah dosis obat hipertensi atau bahkan berhenti berobat tanpa melakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu.

Obat Darah Tinggi Dihentikan saat Tensi Normal. Bolehkah?

Jawabannya adalah tidak. Jangan pernah menghentikan konsumsi obat darah tinggi meskipun anda dalam kondisi baik atau tekanan darah anda normal. Bisa saja hari ini tekanan darah anda normal namun besok malah melonjak tinggi kembali. Hal inilah yang disebut dengan tekanan darah tidak terkontrol.

Tinggi rendahnya tekanan darah memang bergantung dari banyak faktor seperti stres, hormon, pola hidup, kerutinan dalam mengonsumsi obat hipertensi. Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter anda untuk terapi selanjutnya. Pengobatan dan pola hidup sehat menjadi dua faktor penting dalam mengelola hipertensi. Kedua faktor inilah yang membuat tekanan darah dapat normal atau terkontrol.

Target?

Tujuan pengobatan hipertensi adalah agar tekanan darah dapat terkontrol atau stabil sehingga setiap pasien diberikan target goal. Berdasarkan guideline JNC VIII, target goal tekanan darah pada penderita hipertensi dengan usia >60 tahun adalah 150/90 mmHg. Sedangkan target goal tekanan darah pada penderita hipertensi dengan usia <60 tahun adalah 140/90 mmHg.

Lain halnya bagi populasi berusia >18 tahun dengan penyerta diabetes dan penyakit ginjal kronik, target tekanan darah adalah <140/90 mmHg. Jika penderita hipertensi berhasil mencapai tekanan darah mencapai 140 hingga 135 mmHg dengan terapi, bukan berarti obat dihentikan hingga tekanan darah naik jadi 150 mmHg.

Kondisi ini menandakan bahwa outcome kesehatan akan lebih baik atau respon terapi berarti cocok dengan kondisi penderita. Namun, rekomendasi ini tidak menggantikan pertimbangan klinik dan keputusan mengenai perawatan harus dipertimbangkan baik-baik dan hati-hati sesuai dengan kondisi klinis dari individu masing-masing.

Memang pengobatan hipertensi bersifat terus menerus bahkan hingga seumur hidup. Salah satu permasalahan paling sering yang dialami oleh penderita hipertensi adalah kepatuhan dalam mengonsumsi obat darah tinggi tersebut. Jika anda tidak meminumnya secara teratur, bisa saja sewaktu-waktu melonjak tinggi drastis dan dapat menimbulkan komplikasi yang fatal seperti kejadian stroke, gangguan jantung atau ginjal.

Oleh karena itu perlu komitmen yang tinggi, kesabaran, dan ketekunan untuk terus konsumsi obat-obatan tersebut dan kontrol setiap bulannya. Jadikan minum obat sebagai suatu kewajiban dan minumlah sesuai dengan aturan dosis yang telah ditetapkan. Ikuti setiap saran dan petunjuk dari dokter anda.

Hal terpenting yang tidak boleh diabaikan adalah pola hidup sehat seperti diet sehat, rutin olahraga, dan kontrol berat badan. Hal ini disebabkan karena ketiga faktor tersebut dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan bahkan mengurangi ketergantungan konsumsi obat-obatan hipertensi.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *