Cegah Kanker Serviks, Ini Tips Jaga Kesehatan Serviks

Published by K24Klik on

kanker serviks

Cegah Kanker Serviks, Begini Cara Mudah dan Efektif Menjaga Kesehatan Serviks

Kaum perempuan wajib tahu, bahaya yang mengintai dan cara menjaga kesehatan serviks. Mengapa dan seberapa penting? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini!

Kesehatan serviks menarik perhatian publik, setelah salah satu selebritas Indonesia menjadi salah satu survivor kanker serviks dan meninggal pada tahun 2017 lalu. Faktanya, prevalensi kanker serviks di Indonesia menempati urutan tertinggi kedua, setelah kanker payudara. Maka, sudah seharusnya masyarakat, terutama kaum perempuan, menyadari pentingnya menjaga kesehatan serviks.

Apalagi, serviks merupakan pintu masuk dari vagina menuju rahim. Kondisi serviks, berhubungan erat dengan kesehatan organ reproduksi dan memengaruhi kesuburan seorang perempuan. Karena berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia dan penerusan generasi, maka kesehatan serviks wajib menjadi sorotan semua pihak. Diperlukan kesadaran dari kaum perempuan yang menanggung risiko, serta kaum laki-laki yang peduli pada kesehatan anggota keluarga dan masyarakatnya.

kanker serviks

Kanker Serviks, Keputihan, hingga Infeksi Rahim yang Pantang Diabaikan

Apa saja risiko yang bisa terjadi pada serviks? Berikut ini tiga masalah utama yang mengintai kesehatan serviks, sekaligus pencegahannya:

1. Keputihan (Fluor Albus)

Masalah yang paling umum terjadi pada organ reproduksi perempuan dan sering kali terabaikan, yaitu keputihan (fluor albus). Keputihan merupakan kondisi ketika vagina mengeluarkan cairan yang berlebihan. Biasanya, para perempuan tidak memberi perhatian khusus, karena keputihan sudah biasa terjadi dalam kondisi tertentu, seperti: sebelum dan setelah menstruasi, sehabis olahraga, stress, atau terangsang secara seksual.

Namun, apakah Anda tahu bahwa keputihan yang abnormal, bisa jadi merupakan salah satu gejala dan penyebab kanker serviks? Mari kita telusuri!

Keputihan tergolong abnormal dan patut diwaspadai, apabila cairan yang keluar lebih banyak dan tidak bening. Bisa jadi berwarna putih kekuningan, keabuan, bahkan kehijauan. Cairan yang kental, berbau anyir seperti telur busuk, dan menimbulkan rasa gatal pada vagina, menunjukkan tanda-tanda bahwa telah terjadi infeksi.

Jika tidak segera ditangani, infeksi bisa menjalar ke saluran urinasi (kencing), bahkan menyebar hingga rongga rahim dan rongga panggul. Penumpukan yang terjadi pada saluran reproduksi, bisa mengakibatkan radang dan kemandulan. Maka, keputihan abnormal yang berpotensi bahaya bagi kesehatan serviks, harus segera diobati dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di pusat pelayanan kesehatan.

Berikut ini tips untuk menangani dan mengantisipasi terjadinya keputihan, sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan serviks mencegah kanker serviks:

  • Menjaga kebersihan vagina.

  • Menjaga agar daerah kemaluan dan selangkangan tidak terlalu lembab, untuk menghindari jamur.

  • Membersihkan vagina menggunakan air bersih yang mengalir dengan mengusap dari depan ke arah belakang.

  • Jangan mudah terbujuk iklan sabun antiseptik atau produk yang diklaim bisa mencegah keputihan, merapatkan, atau mengharumkan organ kewanitaan. Penggunaan produk yang tidak tepat, berpotensi menggangu keseimbangan pH vagina, dan memicu infeksi.

  • Mengganti pembalut sesering mungkin, minimal 3 kali sehari saat menstruasi.

  • Menggunakan celana dalam dengan bahan yang menyerap keringat dan tidak terlalu ketat.

  • Menghindari faktor terbesar risiko infeksi seperti berganti-ganti pasangan seksual atau seks bebas.

  • Melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur, minimal setahun sekali.

2. Servisitis (infeksi leher rahim), Gangguan Kesehatan Serviks yang Hampir Sama Bahayanya dengan Kanker Serviks

Servisitis merupakan salah satu gangguan kesehatan serviks berupa peradangan leher rahim akibat infeksi. Meski cukup berbahaya, para perempuan biasanya tidak menyadari terjadinya peradangan sebelum dilakukan pemeriksaan. Padahal, peradangan bisa mengakibatkan jaringan yang terinfeksi jadi memerah, membengkak, bahkan berlendir atau bernanah. Jaringan juga mudah berdarah apabila tersentuh.

Infeksi serviks oleh bakteri dan virus, bisa berasal dari penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia, herpes genital, atau trikomoniasis. Jika begitu, maka pasangan seksual juga harus menjalani pengobatan. Namun, servisitis juga bisa disebabkan karena reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan pada alat kontrasepsi atau produk kewanitaan. Pertumbuhan bakteri, cedera leher rahim, ketidakseimbangan hormon, dan kanker juga dapat menyebaban gangguan kesehatan serviks berupa servisitis.

Gejala servisitis bisa berupa keputihan abnormal berwarna kekuningan, kecoklatan, atau kehijauan. Nyeri juga terasa pada bagian panggul, perut, dan saat berhubungan seksual. Sering BAK dan pendarahan vagina juga bisa menjadi gejala. Namun, peradangan serviks terkadang juga tidak menimbulkan gejala yang nampak atau terasa.

Untuk mencegah gangguan kesehatan serviks yang satu ini, Anda bisa melakukan beberapa cara, antara lain:

  • Menggunakan kondom dengan benar saat berhubungan seksual.

  • Minimalisir produk kewanitaan yang yang berpotensi menyebabkan iritasi, terutama yang mengandung parfum dan pH tinggi.

  • Hindari kegiatan seksual dengan berganti-ganti pasangan, terutama jika ada yang mengidap penyakit menular seksual.

  • Menjaga kadar gula darah, bagi penderita diabetes.

3. Kanker Serviks

Kanker leher rahim, atau kanker serviks merupakan kasus kanker pada organ reproduksi yang paling sering terjadi. Sebanyak 80% kasus terdiagnosis pada perempuan di negara berkembang, dan sebagian besar telah berada dalam kondisi yang parah atau stadium lanjut. Artinya, kanker dari serviks telah menyebar hingga ke dinding vagina, rahim, area kandung kemih dan anus, parametrium, bahkan bisa menjalar sampai ke paru-paru dan tulang.

Penyebab gangguan kesehatan serviks ini, sekitar 90% merupakan infeksi dari HPV (Human Papilloma Virus). Dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun, sejak terinfeksi pertama kali hingga bertransformasi menjadi kanker. Proses tersebut diperkuat oleh faktor usia (≥ 40 tahun), pernikahan yang terlalu dini atau telah aktif secara seksual sejak usia muda, aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan, IMS (infeksi menular seksual), telah banyak melahirkan, merokok, dan gangguan kekebalan tubuh.

Karena penyababnya telah diketahui, kanker serviks dapat dicegah dengan berbagai cara. Salah satunya, melakukan tindakan preventif melalui vaksin HPV dan screening sitologi (pemeriksaan dengan mengambil sampel sel leher rahim). Sementara itu, sebagai langkah antisipasi dan deteksi dini kanker serviks, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini:

  • Bagi yang telah aktif secara seksual, lakukan papsmear secara rutin setiap tahun, dan tiga tahun sekali untuk perempuan yang telah menopause.

  • Mengamati dan mencatat siklus menstruasi.

  • Mencermati terjadinya keputihan abnormal.

  • Mewaspadai perdarahan vagina di luar siklus menstruasi.

  • Mencurigai benjolan di sekitar perut.

Pencegahan Kanker Serviks dan Gangguan Kesehatan Serviks Lainnya.

Sebagai penanggung risiko, kaum perempuan bertanggung jawab penuh dalam menjaga organ reproduksi, khususnya serviks, dari tiga poin di atas. Secara umum, menjaga agar serviks tetap sehat dan sistem reproduksi berfungsi dengan baik, dapat diupayakan melalui pola makan, pola hidup, dan perilaku yang sehat, meliputi:

  • Pola makan 3J: tepat jenis, tepat jumlah, dan tepat jadwal.

  • Olahraga teratur

  • Manajamen stress dan pikiran yang positif

  • Tidak merokok, secara pasif mau pun aktif, karena dapat mengganggu produksi hormon estrogen dan kelainan genetik pada sel telur.

  • Menjaga berat badan tetap ideal, demi kestabilan hormon estrogen.

  • Melakukan hubungan seks yang aman dan sehat, untuk menghindari infeksi menular seksual.

  • Memeriksakan diri secara rutin dan proaktif di pusat layanan kesehatan.

  • Menghindari cedera dan infeksi pada vagina.

Menjaga kebersihan organ kewanitaan, juga merupakan langkah paling awal dalam mencegah kanker serviks dan berbagai penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Kekebalan tubuh yang baik juga merupakan salah satu cara mencegah terjadinya infeksi dan menjaga organ reproduksi tetap berfungsi dengan prima. Selain konsumsi makanan yang sehat, kekebalan tubuh tersebut dapat Anda diperoleh melalui suplemen antioksidan yang bisa Anda beli di K24Klik.com.

Beranilah menghadapi diagnosis, and let your faith be bigger than your fear!

(Tia/Dev).


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *